Pertamina: SPBU Kemayoran Jujur, Tidak Curang
Tanggal: 1 Jun 2017 11:28 wib.
Sejak video yang memperlihatkan ukur ulang dari pengendara motor, yang membeli 4 liter, kemudian diterima 3 liter, video ini menjadi viral di sosial media. Pertamina langsung menindaklanjuti kejadian ini, dengan mendatangi SPBU setempat bersama Dinas Metrologi.
Laporan dari Beldy Risyan Hukom (https://www.facebook.com/beldyrisyan) perihal kecurangan di SPBU Kemayoran dengan nomer SPBU 34-10604 Jl. Bungur Besar no. 102 Kmayoran Jakarta Pusat, Pertamina melakukan pemeriksaan dari rekaman CCTV.
Dari hasil pemeriksaan secara lengkap oleh PT Pertamina ternyata tidak temukan keanehan tentang pengurangan BBM yang diterima oleh konsumen.
Hasil tersebut pun dijabarkan dalam beberapa poin oleh PT Pertamina, yang berisikan sebagai berikut ;
1. Pada hari Selasa (30/5) Pk. 15.30 WIB Sdr. Beldy Risyan Hukom (pengendara Motor Nmax) melakukan pembelian BBK jenis Pertamax di SPBU 34.106.04 di Jl. Bungur, Jakarta, pada Nozzle 16.2 sebanyak 4 Liter. Setelah selesai melakukan pembelian Pertamax, Sdr Beldy merasa takaran dari SPBU kurang.
2. Sdr Beldy melakukan komplain kepada operator, lalu diarahkan kepada Pengawas SPBU mengingat antrian pengendara motor yang cukup panjang.
3. Sdr Beldy meminta kepada pengawas agar tangki BBM motor dikuras untuk mengetahui jumlah BBM yang diisi kedalam motor. Pengurasan tangki BBM Motor dilakukan hanya menggunakan selang dengan cara disedot secara manual, sehingga BBM yang dikeluarkan tidak seluruhnya, karena tersisa 1 Bar berdasarkan permintaan Sdr Beldy untuk disisakan seperti kondisi awal sebelum dilakukan pengisian BBM. Kondisi BBM 1 Bar ini tidak dapat dipastikan berapa liter BBM yang tersisa secara akurat. Sebagai informasi, kapasitas tangki kendaraan tersebut adalah 6,6 Liter.
4. BBM yang dikuras ditampung di wadah, kemudian dihitung hanya dengan menggunakan Gelas Ukur. Volume diperoleh adalah sekitar 3 Liter. Setelah melakukan pengukuran tersebut, pengawas SPBU langsung mengganti kekurangan BBM dengan memberikan BBM dari Pertamax kemasan. Selesai mendapat penggantian, Sdr Beldy meninggalkan SPBU.
5. Berdasarkan kejadian tersebut, tim Pertamina telah melakukan pengecekkan takaran seluruh volume nozzle, pengecekkan mesin dispenser, pemeriksaan CCTV SPBU saat terjadi kejadian, Laporan Arus Minyak SPBU. Hasil pengecekkan takaran menunjukkan seluruh Nozzle di SPBU masih memenuhi standar toleransi Metrologi (0,5%) dan standar Pasti Pas (0,3%). Selain itu tidak ditemukan adanya tanda-tanda modifikasi pada mesin dispenser. Dispenser tersebut sebelumnya sudah di-Tera oleh Dinas Metrologi.
6. Dari seluruh konsumen pengendara motor yang melakukan pengisian BBM di SPBU tersebut, hanya Sdr. Beldy yang melakukan komplain. Padahal semua prosedur pengisian BBM telah dilakukan sesuai standar yang sama kepada semua konsumen.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, SPBU Kemayoran ini jujur, tidak melakukan kecurangan. Perihal kejadian seperti ini, konsumen yang merasa dirugikan, untuk melaporkan ke Dinas Metrologi setempat. Dinas Metrologi akan . melakukan dengan menggunakan bejana ukur yang sudah di-tera oleh Metrologi, bukan dengan cara menguras kembali tangki kendaraan, karena tidak semua BBM yang sudah masuk ke kendaraan bisa terkuras kembali, karena sudah menyebar ke area saluran BB dam mesin kendaraan, begitu ucap Yudy Nugraha, Area Manager Communication and Relation JBB Marketing Operation Region (MOR) III Pertamina.
Status di Facebook Beldy Risyan Hukom, ternyata sudah di share ke 99.000 orang dan dikomentari sebanyak 31.000 orang. Jumlah yang banyak untuk status seseorang, yang bukan tokoh publik.