Sumber foto: Xinhua/Ding Ting

Penjualan Tesla Terus Merosot, Elon Musk PHK 10% Karyawan Global

Tanggal: 17 Apr 2024 07:51 wib.
Penurunan penjualan mobil listrik Tesla telah berdampak pada rencana perusahaan untuk melakukan pemotongan lebih dari 10 persen karyawan secara global. Niat untuk melakukan pengurangan jumlah karyawan ini diungkapkan melalui memo internal yang ditulis oleh Elon Musk, CEO Tesla, seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada Selasa (16/4).

Menurut laporan tahunan, Tesla memiliki 140.473 karyawan di seluruh dunia pada Desember 2023. Namun, memo internal tidak memberikan informasi mengenai jumlah pasti karyawan yang akan terkena dampak dari pengurangan ini.

Beberapa sumber yang mengetahui masalah ini menyebutkan bahwa beberapa staf di California dan Texas telah diberitahu tentang rencana pengurangan karyawan.

Pernyataan yang disampaikan dalam memo perusahaan menggambarkan bahwa Tesla sedang mempersiapkan diri untuk fase pertumbuhan selanjutnya. "Sangat penting untuk mempertimbangkan setiap aspek perusahaan untuk pengurangan biaya dan peningkatan produktivitas," tulis Musk dalam memo tersebut. "Sebagai bagian dari upaya ini, kami telah melakukan peninjauan menyeluruh terhadap organisasi tersebut dan membuat keputusan sulit untuk mengurangi jumlah karyawan kami lebih dari 10 persen secara global," tambahnya.

Meski media telah mencari tanggapan dari pihak Tesla terkait kabar PHK ini, namun hingga saat ini, Tesla belum memberikan keterangan resmi. Namun, dalam sebuah cuitan di X, Musk membenarkan kabar PHK tersebut. "Setiap lima tahun, kami perlu melakukan reorganisasi dan merampingkan perusahaan untuk fase pertumbuhan berikutnya," tulisnya pada Senin (16/4).

Selain kabar PHK, pembatalan produksi mobil listrik kecepatan rendah Tesla juga turut mempengaruhi langkah perusahaan. Berdasarkan laporan eksklusif Reuters pada 5 April lalu, mobil listrik dengan harga sekitar US$25 ribu yang ditujukan untuk dapat mendorong penjualan tidak akan dirilis. Sebelumnya, Elon Musk telah menegaskan bahwa Model 2, mobil listrik tersebut, seharusnya mulai diproduksi pada akhir 2025.

Saham Tesla juga mengalami penurunan sebesar 1,3 persen, demikian seperti yang dilaporkan oleh Reuters. Saham perusahaan mobil listrik yang dimiliki oleh Elon Musk telah turun sekitar 31 persen sepanjang tahun 2024.

Kinerja Tesla juga kalah dari produsen mobil konvensional seperti Toyota Motor dan General Motors, yang sahamnya masing-masing naik 45 persen dan 20 persen karena lambatnya transisi konsumen dari kendaraan bermesin pembakaran internal tradisional.

Tidak hanya Tesla, perusahaan energi raksasa BP juga telah melakukan pemotongan lebih dari sepuluh persen tenaga kerja di bisnis pengisian daya kendaraan listrik, karena harapan terhadap pertumbuhan pesat kendaraan listrik komersial yang tidak tercapai. Hal ini menyoroti dampak yang lebih luas dari melambatnya permintaan akan kendaraan listrik.

Penurunan penjualan dan persaingan sengit di pasar mobil listrik memang telah memberikan tekanan signifikan pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor ini, termasuk Tesla. Meskipun demikian, upaya untuk mengurangi jumlah karyawan sebagai respons atas kondisi ini telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi para pekerja perusahaan tersebut.

 

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved