Sumber foto: Google

Penjualan Motor Listrik Anjlok di 2025, Industri Terkapar Karena Ketidakpastian Subsidi

Tanggal: 9 Mei 2025 06:44 wib.
TAMPANG.COM – Harapan untuk mempercepat adopsi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia kembali terganjal. Hingga memasuki kuartal kedua 2025, kepastian soal kelanjutan subsidi motor listrik dari pemerintah belum juga muncul ke permukaan. Ketidakpastian ini menimbulkan efek berantai, mulai dari penurunan penjualan hingga runtuhnya kepercayaan konsumen dan pelaku industri.

Konsumen Menunggu, Produsen Merugi

Ketika publik menunggu kabar baik dari pemerintah, industri justru merasakan hantaman nyata. Tekno Wibowo, Commercial Director Polytron, menyebut bahwa penjualan motor listrik mereka turun tajam hingga 50 persen pada kuartal I/2025 dibandingkan tahun lalu.

“Faktor utama adalah calon pembeli yang masih menunggu kepastian subsidi. Kami mencoba menstimulus pasar dengan diskon Rp 5 juta, tapi tetap belum bisa menyaingi insentif Rp 7 juta dari pemerintah tahun lalu,” ungkap Tekno saat diwawancarai, Rabu (7/5/2025).

Pasar B2C Nyaris Mati, B2B Jadi Pelarian

Lebih parah lagi, CEO PT Swap Energi Indonesia, Irwan Tjahaja, menyatakan bahwa pasar motor listrik konsumen langsung (B2C) hampir mati total. Kini, perusahaannya memilih untuk fokus ke pasar business-to-business (B2B) yang sejak awal memang tidak bergantung pada subsidi pemerintah.

“Produsen saya bilang 90 persen B2C sudah mati. Jadi ya kita fokus ke B2B saja sekarang,” ujar Irwan, menyindir lambatnya respons pemerintah.

Hilangnya Momentum Transisi Energi Bersih

Sementara itu, pendiri PT Tangkas Motor Listrik, Agung Pamungkas, menyoroti rusaknya momentum yang sebelumnya telah terbangun. Indonesia dengan lebih dari 130 juta unit motor berbahan bakar bensin (ICE) seharusnya memiliki potensi besar untuk beralih ke kendaraan listrik.

“Transisi ke motor listrik seharusnya sudah jadi bagian dari gaya hidup. Tapi semua rusak karena ketidakpastian soal mekanisme subsidi,” ucap Agung. “Kalau kita bicara dampaknya, penurunan terjadi sangat tajam dan dirasakan seluruh pelaku industri.”

Data Bicara: Saat Ada Subsidi, Penjualan Meroket

Efek dari kebijakan subsidi motor listrik pada 2024 memang sangat terasa. Data dari laman Sisapira menunjukkan bahwa 62.541 unit motor listrik berhasil disalurkan dengan subsidi sepanjang 2024. Sebagai perbandingan, pada tahun 2023 jumlahnya hanya sekitar 11.532 unit.

Industri Menanti, Pemerintah Harus Cepat Bertindak

Ketidakpastian ini menjadi bukti bahwa dukungan regulasi dan insentif yang konsisten sangat krusial dalam mendorong adopsi kendaraan listrik di Tanah Air. Jika pemerintah terus lambat, bukan hanya industri yang rugi, tetapi juga komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi dan mendukung energi bersih terancam tinggal slogan.


TAMPANG.COM akan terus mengawal perkembangan isu transisi kendaraan listrik dan kebijakan pemerintah yang menyertainya. Apakah subsidi akan kembali hadir di tengah tahun? Kita tunggu kejelasan dari para pengambil keputusan.

Apakah kamu termasuk yang menunda beli motor listrik karena menunggu subsidi?
Copyright © Tampang.com
All rights reserved