Sumber foto: Kompas.com

Pembangunan Pabrik Mobil Listrik BYD di Subang Terganggu Ormas, Pemerintah Diminta Bertindak Tegas

Tanggal: 9 Mei 2025 06:43 wib.
TAMPANG.COM – Proyek ambisius pabrik mobil listrik Build Your Dreams (BYD) asal Tiongkok di Subang, Jawa Barat, dilaporkan sempat mengalami gangguan dari kelompok berkedok organisasi masyarakat (ormas). Meski proyek tersebut diklaim masih berjalan sesuai jadwal, kasus ini menyorot perhatian publik dan media internasional karena dinilai bisa mengganggu iklim investasi di Indonesia.

Laporan Gangguan Muncul dari Markas BYD di China

Informasi ini terungkap setelah Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menerima aduan langsung dari kantor pusat BYD di Shenzhen, China, saat melakukan kunjungan resmi ke sana. Menurut Eddy, laporan tersebut menyoroti aktivitas premanisme yang mengganggu proses pembangunan fasilitas produksi senilai lebih dari US$1 miliar tersebut.

“Saya mendengar adanya masalah terkait premanisme berkedok ormas yang mengganggu pembangunan pabrik BYD. Pemerintah perlu bertindak tegas,” ujar Eddy dalam pernyataan publiknya di media sosial.

Pihak BYD Akui Ada “Dinamika Lapangan”

Menanggapi kabar ini, Luther Panjaitan, Head of Marketing, PR & Government Relations BYD Indonesia, tak membantah sepenuhnya adanya gangguan. Namun, ia menyebut permasalahan tersebut sudah bisa ditangani secara internal.

“Memang ada dinamika di lapangan, tapi semuanya sudah bisa kami tangani sesuai standar dan proses pembangunan tetap berjalan lancar,” jelas Luther saat ditemui di Jakarta, Selasa (6/5/2025). Ia menegaskan, BYD tetap menargetkan penyelesaian pabrik pada akhir 2025.

Media Internasional Soroti Masalah Premanisme di Proyek Strategis

Kasus ini mendapat sorotan tajam dari media asing, termasuk South China Morning Post yang menggambarkan gangguan tersebut sebagai ancaman serius bagi masa depan industri kendaraan listrik Indonesia. Dalam laporannya, media itu menyebut premanisme sebagai “musuh lama” yang kini mengganggu investasi besar di sektor strategis.

Disebutkan pula bahwa Ian Wilson, akademisi dari Murdoch University Australia, menilai fenomena ini sebagai sesuatu yang “biasa” dalam iklim bisnis Indonesia. “Ketika perusahaan besar masuk ke daerah, mereka biasanya harus berurusan dengan tokoh-tokoh lokal,” katanya.

BKPM Akui Masalah Serius dan Akan Telusuri

Menanggapi isu ini, Deputi Promosi Penanaman Modal BKPM, Nurul Ichwan, menyatakan keprihatinannya. Ia mengaku akan segera menghubungi pihak BYD untuk memastikan fakta lapangan dan menyelesaikan persoalan jika terbukti benar.

“Kalau memang benar ada gangguan, saya akan segera koordinasi dengan BYD. Ini penting untuk menjaga persepsi Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang aman,” ujar Ichwan.

Premanisme Jadi Ancaman Iklim Investasi Nasional

Pemerintah diingatkan untuk tidak menganggap remeh gangguan ormas terhadap proyek strategis seperti BYD. Selain menghambat progres pembangunan, kasus semacam ini dapat memberikan sinyal negatif kepada investor asing.

“Kalau tidak ditangani serius, bisa saja muncul persepsi bahwa Indonesia tidak aman bagi investasi,” ujar Ichwan. Ia juga menekankan bahwa di tengah persaingan global menarik investor, Indonesia tidak bisa kalah oleh ulah sekelompok kecil yang merusak kepercayaan dunia usaha.


TAMPANG.COM akan terus memantau perkembangan proyek BYD dan respons pemerintah terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi. Apakah Indonesia siap menjadi pemain utama kendaraan listrik, atau justru terganjal oleh persoalan lama?
Copyright © Tampang.com
All rights reserved