Motor Listrik Makin Terjangkau, Tapi Masihkah Jadi Pilihan Masyarakat?
Tanggal: 19 Mei 2025 10:18 wib.
Tampang.com | Pemerintah terus mendorong penggunaan motor listrik lewat skema subsidi dan insentif pajak. Harga yang kian terjangkau, bahkan di bawah Rp10 juta dengan bantuan pemerintah, diharapkan mampu mendorong transisi ke kendaraan ramah lingkungan.
Namun, kenyataannya adopsi motor listrik masih berjalan lambat. Masyarakat dinilai belum sepenuhnya yakin untuk beralih dari motor berbahan bakar fosil ke motor listrik.
Harga Turun, Tapi Infrastruktur Belum Mendukung
Meski harga menjadi daya tarik utama, keterbatasan infrastruktur menjadi tantangan besar. Stasiun pengisian baterai (SPBKLU) masih terbatas, terutama di daerah-daerah luar kota besar. Ini membuat pengguna merasa khawatir soal jarak tempuh dan ketersediaan pengisian ulang.
“Saya tertarik, tapi belum ada tempat ngecas di sekitar rumah,” ujar Heru, warga Bekasi.
Performa dan Daya Tahan Jadi Pertimbangan
Selain itu, sebagian besar konsumen masih mempertanyakan daya tahan baterai dan performa motor listrik dalam jangka panjang. Beberapa mengeluhkan akselerasi yang belum sebanding dengan motor konvensional, terutama di medan menanjak.
Solusi: Edukasi dan Ekspansi Infrastruktur
Pemerintah dan produsen perlu memberikan edukasi luas kepada masyarakat soal manfaat dan efisiensi motor listrik, serta menjamin ketersediaan infrastruktur. Program tukar tambah dan penggantian baterai bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kepercayaan konsumen.
Jika dilakukan secara konsisten, motor listrik bukan hanya akan menjadi alternatif, tapi justru solusi utama mobilitas masa depan.