Sumber foto: iStock

Mobil Listrik Menggantikan Mobil Bensin? Temuan Peneliti Korea Menjadi Game Changer

Tanggal: 13 Okt 2024 18:19 wib.
Mobil bertenaga bensin nampaknya hanya akan menjadi sejarah di masa depan. Sebuah temuan yang dilakukan oleh sekelompok peneliti asal Pohang University of Science and Technology di Korea Selatan telah mengubah panorama industri otomotif. Dengan berhasil mengembangkan baterai jenis baru, mereka membuka jalan bagi kebangkitan mobil listrik sebagai kendaraan masa depan.

Sebelumnya, mobil berbahan bakar bensin atau disebut juga dengan mobil BBM telah lama mendominasi pasar transportasi di seluruh dunia. Namun, berakhirnya masa kejayaan mobil berbahan bakar minyak semakin dekat setelah peneliti Korea Selatan berhasil menciptakan baterai yang mampu mengubah permainan. Baterai ini memungkinkan mobil listrik untuk mencapai jarak tempuh yang luar biasa, yaitu hingga 1.000 kilometer hanya dalam sekali pengisian baterai.

Rahasia di balik teknologi baterai ini adalah penggunaan material silikon yang sebelumnya telah banyak diteliti untuk pembuatan baterai. Material silikon dipilih karena jumlahnya yang sangat melimpah di seluruh dunia.

Namun, penggunaan silikon untuk baterai juga memiliki tantangan tersendiri. Sebagai contoh, silikon dapat membesar hingga tiga kali saat diisi daya dan langsung menyusut. Oleh karena itu, pembuatan baterai silikon membutuhkan biaya yang tidak murah dan proses yang sangat kompleks.

Menyadari tantangan ini, peneliti Korea Selatan mengembangkan pendekatan baru dengan menggunakan silikon dalam skala mikro. Teknik ini dinilai lebih mudah dan murah untuk diproduksi, namun tetap memiliki densitas energi yang lebih tinggi.

Solusi dari perubahan ukuran silikon juga berhasil ditemukan oleh para peneliti dengan menggunakan gel polimer elektrolit yang akan berubah saat silikon berubah bentuk. Gel ini akan diikat secara kimia dengan radiasi lewat tembakan elektron, sehingga membentuk ikatan yang stabil meskipun silikon berubah ukuran bentuk. Penemuan ini pun diklaim setara dengan baterai lithium ion standar dengan densitas energi 40% lebih besar.

Menurut Park Soojin dari Pohang University, Kami menggunakan anoda mikro-silikon, hasilnya tetap baterai yang stabil. Riset ini membawa kita lebih dekat ke sistem baterai lithium-ion densitas-energi-tinggi.

Temuan ini tidak hanya berdampak pada industri otomotif, namun juga memberikan dorongan bagi penerapan mobil listrik secara massal di seluruh dunia. Seiring dengan peningkatan kesadaran akan perlunya mengurangi emisi gas rumah kaca dan bergesernya fokus pada teknologi ramah lingkungan, mobil listrik diyakini akan menjadi pilihan yang lebih menjanjikan di masa depan.

Ketika industri otomotif menghadapi perubahan besar seperti ini, negara-negara di seluruh dunia juga diharapkan untuk melakukan adaptasi dan transformasi kebijakan industri. Hal ini meliputi pengembangan infrastruktur pengisian daya untuk kendaraan listrik, regulasi mengenai pemberian insentif untuk mobil beremisi rendah, serta dukungan dari pemerintah untuk investasi dalam riset dan pengembangan teknologi baterai yang lebih baik.

Di Indonesia, langkah-langkah menuju adaptasi terhadap mobil listrik sudah mulai terlihat. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai insentif bagi mobil listrik, termasuk potongan pajak dan program-program penghijauan transportasi.

Selain itu, beberapa perusahaan otomotif dan startup teknologi juga mulai menggarap bisnis mobil listrik dengan membuka layanan pengisian daya publik, menjalin kemitraan dengan penyedia energi terbarukan, dan mengembangkan teknologi baterai lokal yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved