Sumber foto: Google

KNKT Ungkap Penyebab Kecelakaan Maut di Tol Cipularang Km 92: Genangan Air dan Fenomena Jackknifing Jadi Biang Keladi

Tanggal: 26 Mei 2025 22:53 wib.
Tampang.com | Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah merampungkan investigasi terhadap kecelakaan beruntun tragis di Jalan Tol Cipularang Km 92+200B yang terjadi pada 11 November 2024. Kecelakaan yang melibatkan truk trailer dan menabrak antrean kendaraan ini mengakibatkan satu korban jiwa, empat luka berat, dan 25 luka ringan. Hasil investigasi KNKT menunjukkan bahwa insiden ini dipicu oleh kombinasi kompleks dari beberapa faktor, termasuk kondisi cuaca saat kejadian yang hujan, adanya genangan air di jalan, serta karakteristik geometrik jalan yang memiliki turunan panjang.

Menurut keterangan resmi KNKT yang dirilis pada Senin (26/5/2025), akar permasalahan utama kecelakaan ini adalah fenomena jackknifing yang dialami truk trailer. "Fenomena ini terjadi ketika trailer menjadi tidak stabil saat direm pada permukaan yang tidak rata seperti genangan air, sehingga menyebabkan trailer tak terkendali dan melipat terhadap traktor penariknya. Fenomena ini terjadi akibat perbedaan koefisien gesekan antara roda kanan dan kiri trailer," tulis KNKT.

Investigasi KNKT lebih lanjut mengungkap bahwa desain kemiringan melintang jalan di lokasi kejadian tidak optimal dalam mengalirkan air hujan secara efektif. Akibatnya, terbentuk genangan air di bahu dalam jalan, yang sangat memengaruhi stabilitas kendaraan, terutama kendaraan berat dengan konfigurasi sumbu panjang seperti truk trailer. Meskipun pemeriksaan teknis menunjukkan sistem pengereman truk berfungsi dengan baik, kondisi jalan yang basah dan perbedaan gaya gesekan antara roda kanan dan kiri menyebabkan kendaraan kehilangan kendali saat melakukan pengereman.

Faktor yang turut berkontribusi pada tingkat fatalitas dan cedera berat adalah kesulitan pengemudi dalam mengendalikan truk trailer setelah jackknifing. Dibutuhkan waktu dan lintasan yang panjang untuk mengembalikan posisi simetris antara traktor dan trailer, atau untuk mengoreksi kondisi jackknifing. KNKT menjelaskan, "Secara teori, pengemudi seharusnya melepaskan remnya. Jika tidak panik, salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah pengereman hanya pada trailer tanpa menggunakan service brake." Namun, pada insiden tersebut, truk trailer yang melaju sekitar 70 km/jam di jalur kanan tidak dapat menghindari tabrakan dengan kendaraan di depannya yang melambat akibat penyempitan jalur.

Selain itu, KNKT juga menemukan bahwa desain jalur penghentian darurat (JPD) di Km 92+600B memiliki sudut masuk yang terlalu besar. Hal ini dapat menyulitkan kendaraan besar untuk masuk ke jalur tersebut dalam kondisi darurat, sehingga mengurangi efektivitasnya sebagai sarana mitigasi kecelakaan.

Hasil investigasi ini diharapkan menjadi pembelajaran penting bagi semua pihak terkait untuk melakukan perbaikan dan peningkatan standar keselamatan di jalan tol, khususnya pada ruas-ruas jalan yang memiliki karakteristik serupa dengan Tol Cipularang Km 92.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved