Sumber foto: Google

Kerja Sama Tiongkok-Indonesia Makin Erat, Lahirkan Laboratorium Riset Bersama untuk Energi Baru

Tanggal: 29 Mei 2025 22:42 wib.
Bandung, Tampang.com – Kunjungan resmi Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang ke Indonesia pada Sabtu, 24 Mei 2025, menandai babak baru dalam penguatan kerja sama strategis komprehensif antara kedua negara. Dalam pertemuan bisnis Tiongkok-Indonesia di Bandung, yang turut dihadiri produsen otomotif global, fokus utama adalah hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral.

Tahun 2025 menjadi momen penting perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Tiongkok-Indonesia, serta 70 tahun Konferensi Asia-Afrika di Bandung. Sebagai bagian dari perayaan ini, Laboratorium Riset Bersama China-Indonesia resmi diluncurkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Global pertama tentang Pembangunan Bersama “Belt and Road” Berkualitas Tinggi.


Mendorong Riset Material Energi Baru dan Hilirisasi Nikel

Laboratorium ini merupakan hasil kolaborasi antara GEM, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Central South University (CSU). Tak hanya itu, juga akan didirikan Akademi Metalurgi Masa Depan GEM bekerja sama dengan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta.

Salah satu harapan utama dari laboratorium bersama ini adalah memperkuat dan mempercepat riset material energi baru, energi terbarukan, atau energi hijau. Mengingat Pemerintah Indonesia sedang gencar mendorong hilirisasi nikel untuk baterai kendaraan listrik (EV), laboratorium ini diharapkan dapat mendukung riset material dan proses produksi baterai di dalam negeri.

Profesor Xu Kaihua, pendiri dan ketua GEM Group, menyatakan bahwa laboratorium ini adalah platform riset revolusioner yang menghubungkan universitas dan rantai industri. "Dengan sistem inovasi tiga tingkat (lab kecil, skala menengah, skala uji coba), teknologi metalurgi dapat dikembangkan hingga lokal dan mandiri," ujarnya. Ia optimistis bahwa bahan energi baru terbaik dunia di masa depan akan lahir di laboratorium ini, sekaligus mencetak banyak doktor untuk menopang industri energi global.


Target Utama KTT Global "Belt and Road" hingga 2030

KTT ini juga secara resmi menetapkan target utama yang ambisius hingga tahun 2030, meliputi:


Inovasi dan Paten: Menghasilkan lebih dari 100 hasil inovasi dan 500 paten per tahun, dengan total 3.000 paten global dalam lima tahun.
Pengembangan Talenta: Mencetak talenta unggul melalui pelatihan 100 doktor teknik, 1.000 master, dan 10.000 tenaga teknis profesional untuk mendukung Visi Indonesia Emas 2045.
Energi Hijau: Menyediakan energi hijau dan solusi berkelanjutan bagi negara-negara dalam inisiatif “Belt and Road”.


Kerja sama strategis ini diharapkan tidak hanya mendorong perkembangan teknologi otomotif dan energi baru di Indonesia, tetapi juga memperkuat kapasitas sumber daya manusia dan kontribusi terhadap keberlanjutan global.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved