Sumber foto: Google

Bahaya Parkir Sembarangan Angkutan Barang Berbahaya di Indonesia Masih Jadi Masalah Serius

Tanggal: 25 Mei 2025 00:43 wib.
Tampang.com | Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan bahwa penanganan keselamatan angkutan barang berbahaya di Indonesia masih jauh dari kata ideal. Salah satu masalah utama yang sering ditemukan adalah keberadaan tempat parkir yang tidak terpisah antara kendaraan angkutan barang berbahaya dengan kendaraan penumpang biasa. Kondisi ini memicu risiko kecelakaan yang sangat tinggi, terutama apabila terjadi kebocoran bahan berbahaya.

Ahmad Wildan, Senior Investigator KNKT, menceritakan pengalamannya saat menemukan aroma amonia menyengat di sebuah rest area, yang ternyata berasal dari kebocoran truk pengangkut bahan berbahaya tersebut. Lebih mengkhawatirkan, truk ini diparkir tepat di depan penjual Tahu Sumedang, lokasi yang seharusnya harus dihindari dari risiko bahan berbahaya.

“Di Indonesia, kendaraan pengangkut bahan mudah terbakar bebas parkir di mana saja. Bahkan ada yang parkir di depan pedagang makanan,” ujar Wildan di Jakarta, Kamis (22/5/2025).

Risiko yang muncul sangat besar, mengingat bahan mudah terbakar, ketika bersentuhan dengan oksigen dan sumber panas, bisa memicu ledakan. Sayangnya, belum ada sistem pengaturan yang efektif untuk mencegah hal tersebut. Bahkan di beberapa lokasi, truk berisi bahan berbahaya seperti amonia dan asam sulfat bisa berdampingan dengan kendaraan penumpang.

“Kalau terjadi ledakan, ada yang menganggap itu takdir. Padahal ini pembiaran yang berbahaya,” tambah Wildan.

Menurut KNKT, sangat penting adanya regulasi dan pengawasan yang ketat untuk memisahkan area parkir angkutan barang berbahaya dari kendaraan umum demi mengantisipasi potensi kecelakaan fatal. Keselamatan pengguna jalan lainnya harus menjadi prioritas utama agar kejadian yang merugikan dan membahayakan jiwa tidak terjadi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved