Ahli ITB Ingatkan Dampak Negatif Mencampur Pertamax dengan Pertalite Seperti Mencuci Tanpa Sabun

Tanggal: 20 Mei 2024 09:04 wib.
Salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh pemilik kendaraan adalah mencampur bahan bakar Pertamax dengan Pertalite sebagai upaya untuk menghemat biaya bahan bakar. Namun, Tri Yuswidjajanto Zaenuri, seorang ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), mengingatkan akan dampak negatif dari kebiasaan tersebut. Ia menyatakan bahwa mencampur dua jenis bahan bakar tersebut dapat menimbulkan efek yang serupa dengan mencuci tangan tanpa menggunakan sabun, di mana proses pembersihan tidak akan optimal.

Masing-masing jenis bahan bakar minyak (BBM) memiliki kandungan deterjen yang berbeda, bahkan ada yang tidak mengandung deterjen sama sekali. Deterjen dalam bahan bakar memiliki fungsi untuk membersihkan ruang bakar, mirip dengan fungsi sabun dalam membersihkan tubuh. Pertamax, sebagai contoh, memiliki kandungan deterjen yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pertalite, sehingga mampu membersihkan ruang silinder dan komponen mesin dengan lebih baik.

Meskipun mencampur dua jenis bahan bakar dengan oktan yang berbeda mungkin memberikan hasil yang diinginkan dari segi oktan, namun itu dapat meningkatkan risiko pembentukan deposit dalam mesin. Tri Yuswidjajanto Zaenuri menjelaskan hal ini dalam acara Ngovi (Ngobrol Virtual) yang diselenggarakan oleh OTOMOTIF Group. Deposit yang terbentuk dapat menyebabkan masalah pada sistem bahan bakar, seperti penyumbatan pada pompa bahan bakar, tabrakan antara katup dengan piston, penurunan kompresi, penurunan performa mesin, dan konsumsi bahan bakar yang lebih boros.

Selain itu, bahan bakar juga mengandung senyawa-senyawa seperti olefin dan aromatik yang dapat menyebabkan pembentukan deposit atau kerak dalam mesin. Namun, produsen bahan bakar telah menambahkan aditif deterjen untuk mencegah terjadinya kerak tersebut. Deterjen dalam bahan bakar memiliki kadar optimum agar dapat bekerja secara efektif. Jika jumlah deterjen tidak sesuai, maka pembentukan kerak dalam mesin dapat semakin meningkat.

Oleh karena itu, perlu ada pemahaman yang lebih baik terkait dengan penggunaan bahan bakar. Mencampur dua jenis bahan bakar dengan oktan yang berbeda tidak hanya berisiko menimbulkan masalah pada mesin, tetapi juga dapat menyebabkan efek negatif pada performa kendaraan dan keamanan berkendara. Tri Yuswidjajanto Zaenuri menegaskan bahwa hal ini sering kali menjadi salah kaprah yang dilakukan oleh para pengguna kendaraan. 

Dalam konteks ini, pemahaman yang lebih mendalam terkait dengan karakteristik masing-masing jenis bahan bakar dan pemilihan bahan bakar yang tepat sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan menjadi sangat penting. Selain itu, kesadaran akan risiko dan dampak negatif dari mencampur bahan bakar juga harus ditingkatkan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin kendaraan.

Hal ini juga menjadi penting dalam upaya untuk menjaga kinerja mesin kendaraan, mengurangi biaya perawatan yang tidak terduga, serta meminimalkan risiko kecelakaan akibat kegagalan mesin. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi terkait pemilihan bahan bakar yang tepat perlu ditingkatkan agar para pengguna kendaraan dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam memilih bahan bakar untuk mesin kendaraan mereka.

Dengan demikian, pemahaman yang lebih baik terkait dengan dampak negatif dari mencampur bahan bakar seperti Pertamax dan Pertalite adalah hal yang sangat penting. Upaya untuk meningkatkan edukasi dan pemahaman mengenai spesifikasi bahan bakar, karakteristik mesin kendaraan, serta dampak dari penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai dapat membantu mengurangi risiko kerusakan pada mesin kendaraan dan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar. Terlebih lagi, pemilik kendaraan perlu menyadari bahwa penggunaan bahan bakar yang tepat dapat membantu menjaga performa mesin serta meminimalkan risiko kecelakaan akibat kegagalan mesin.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved