Sumber foto: Google

Yuran Fernandes DIkenai Sanksi Karena Kritik Sepak Bola Indonesia, PSM Siap Banding

Tanggal: 10 Mei 2025 17:31 wib.
Komisi Disiplin PSSI telah memberikan sanksi berat kepada Yuran Fernandes, pemain dari PSM Makassar, berupa larangan bermain selama satu tahun. Keputusan ini diambil setelah Yuran mengeluarkan kritik yang tajam terhadap penggunaan teknologi Video Assistant Referee (VAR) dalam pertandingan BRI Liga 1 yang mempertemukan PSM Makassar melawan PSS Sleman pada 3 Mei 2025. Dalam pertandingan tersebut, Yuran mencetak gol yang seharusnya menjadi penentu, namun dibatalkan setelah dilakukan pemeriksaan VAR.

Kekalahan PSM 1-3 dari PSS Sleman tidak hanya menyisakan duka bagi para pendukung, tetapi juga memicu Yuran untuk berbicara lantang. Ia merasa sangat dirugikan oleh keputusan wasit yang menggunakan VAR untuk membatalkan golnya. Dalam beberapa wawancara pasca-pertandingan, Yuran mengekspresikan ketidakpuasannya terhadap keputusan yang dianggapnya tidak adil. Ia berpendapat bahwa VAR harusnya membantu memperbaiki keputusan, bukan sebaliknya, merugikan tim yang berusaha keras untuk menang.

Namun, pernyataan Yuran ini justru menuai konsekuensi serius. Komisi Disiplin PSSI menilai bahwa kritik yang dilontarkan Yuran sebagai bentuk pelanggaran, utamanya berkaitan dengan etika dan disiplin yang berlaku dalam sepak bola Indonesia. Meski Yuran mengklaim bahwa kritik tersebut merupakan bentuk ungkapan kekecewaan terhadap keputusan wasit, sanksi yang diterimanya cukup berat. Larangan bermain selama satu tahun menjadikannya tidak dapat berkontribusi untuk tim yang tengah berjuang di Liga 1.

PSM Makassar, melalui manajemen tim, menyatakan bahwa mereka akan mengambil langkah hukum untuk membela hak Yuran. Manajer tim PSM menegaskan bahwa pihaknya berencana untuk mengajukan banding atas sanksi yang dijatuhkan oleh Komisi Disiplin PSSI. Mereka percaya bahwa kritik yang disampaikan Yuran tidak semestinya dijatuhkan hukuman yang berat, mengingat situasi yang penuh tekanan dalam pertandingan tersebut.

Banyak pihak di dunia sepak bola Indonesia turut menyoroti kasus ini. Beberapa pengamat menyatakan bahwa sanksi ini bisa berpotensi memberangus suara para pemain yang ingin menyampaikan pendapat. Mereka berpendapat bahwa pemain harus diberi ruang untuk menyuarakan pendapatnya, terutama ketika itu berkaitan dengan keadilan dalam pertandingan. Di sisi lain, PSSI sebagai federasi sepak bola Indonesia berhak untuk menjaga integritas kompetisi dan disiplin pemain.

Yuran Fernandes sendiri tetap berkomitmen pada timnya dan berharap keputusan ini nantinya bisa berubah setelah proses banding. Ia menyatakan bahwa sanksi ini tidak akan mempengaruhi semangat juangnya untuk bermain sepak bola dan berkontribusi untuk PSM Makassar. Bagi Yuran, sepak bola adalah bagian dari hidupnya dan ia berharap dapat segera kembali ke lapangan.

Kejadian yang menimpa Yuran juga bisa menjadi pelajaran bagi banyak pemain lain dalam hal menyampaikan pendapat. Kritikan kepada keputusan wasit, apalagi yang melibatkan teknologi seperti VAR, harus disampaikan dengan bijak. PSSI harus tempat yang mampu mendengarkan suara pemain, tanpa harus mengorbankan aturan dan disiplin yang ada dalam kompetisi.

Dengan pengajuan banding yang akan diajukan oleh PSM, situasi ini pastinya akan menarik perhatian para penggemar sepak bola tanah air. Bagaimana nasib Yuran Fernandes selanjutnya dan efek dari sanksi ini terhadap citra sepak bola Indonesia akan menjadi sorotan utama dalam beberapa waktu mendatang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved