Sumber foto: Google

Polemik Trump-Harvard: Melli Darsa Dorong Mahasiswa Indonesia Tetap Kejar Ilmu

Tanggal: 1 Jun 2025 09:47 wib.
Jakarta, Tampang.com – Mantan Presiden Harvard Club Indonesia (HCI) periode 2019-2024, Melli Darsa, menyerukan kepada para calon mahasiswa dan mahasiswa Indonesia untuk terus mengejar ilmu, baik di dalam negeri maupun di mancanegara. Pernyataan ini disampaikan Melli sebagai respons terhadap polemik kebijakan Presiden Donald Trump yang sempat melarang Harvard University menerima mahasiswa internasional.

"Intinya adalah yang memang masih lagi dalam keadaan sekolah, dan akan sekolah, dan memang sudah punya sarana untuk sekolah, ya tentunya adalah kejarlah ilmu ke manapun juga. Termasuk juga tentunya di tempat-tempat terbaik di Indonesia," kata Melli dalam acara Women Empowerment Center ILUNI UI: Partisipasi Perempuan Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Indonesia secara daring, Jumat (30/5/2025).

Menurut Melli, tidak semua bidang pendidikan harus ditempuh di luar negeri. Ia menyatakan, ada tingkat pendidikan yang harus dijalani di Indonesia, terutama untuk bidang-bidang yang sangat relevan dengan konteks nasional. "Karena juga kadang-kadang untuk beberapa hal memang harus Indonesia, misalnya kita bicara tentang hukum saja juga, ya mau gimana pun juga S1-nya hukum di Indonesia," tambah sarjana lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan magister Sekolah Hukum Harvard tersebut.

Melli menambahkan, tertutupnya pintu pendidikan ke Amerika Serikat untuk negara-negara asing tidak berarti kesempatan belajar ke luar negeri menjadi tertutup. Ada banyak negara lain yang memiliki universitas dengan kualitas pendidikan yang tak kalah dari Amerika. "Kalaupun pintu Amerika Serikat lebih tertutup sementara, ya tidak berarti kita bisa ke negara lain, karena pasti banyak juga tempat-tempat lain yang sama bagusnya, dan bisa jadi lebih bagus dari Amerika Serikat untuk beberapa hal," ujar pendiri firma hukum, Melli Darsa & Co, Advocates & Legal Consultants (MDC) tersebut.

Berkaca dari pengalamannya, Melli juga sempat menempuh pendidikan doktoral di luar Amerika Serikat, yaitu konsentrasi politik dan hukum di China University. Melli merasa mendapatkan pengalaman menimba ilmu yang berbeda saat berada di China. "Jadi saya sendiri juga pernah kuliah di China, jadi saya pernah mengalami, walaupun saya tidak selesai, saya ambil PhD di Beijing, di China University of Political Science, itu pengalaman yang sangat berbeda. Tetapi saya menghargai bahwa pendidikan itu di setiap negara itu pasti ada sesuatu yang kita bisa dapat," tambah Melli.

Ia berharap para calon mahasiswa dan mahasiswa lainnya tetap bersemangat menghadapi polemik yang terjadi di Amerika Serikat tersebut. Semangat untuk terus belajar perlu dijaga mesti berada dalam kondisi sulit. "Jadi kita juga dengan tantangan sementara ini, saya pikir yang mudah-mudahan tetap harus punya semangat untuk sekolah keluar negeri, membuka diri, dan juga berinvestasilah pada diri kamu sendiri dengan pendidikan yang bermutu. Karena itu akan benar-benar menjadi investasi yang return on equity-nya besar sekali," ujar Melli.

Keyakinan Harvard Bisa Terima Mahasiswa Asing Melli yakin kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang melarang Harvard University menerima mahasiswa asing hanya bersifat sementara. Melli yakin Harvard University bisa tetap menerima mahasiswa asing dari berbagai negara. "Itu (polemik Trump) saja menurut saya enggak mungkin sepanjang. Tapi lagi-lagi kita berharap ini hanya temporary, dan juga yang saya pahami adalah sebenarnya juga yang saya pahami adalah kalau dari segi hukum konstitusi itu sebenarnya dasar-dasar untuk mempertahankan hak-hak (menerima mahasiswa asing) yang ada itu kuat gitu loh," kata Melli.

Menurutnya, Amerika Serikat merupakan negara yang litigasi yang mengandalkan sistem pengadilan untuk menguji nilai-nilai yang ada. Dengan begitu, putusan hukum akan menentukan nasib sebuah gugatan. "Jadi ini (konflik Trump-Harvard) sebenarnya hanya masalah tantangan sesaat saja yang sebenarnya harusnya tidak menjadi sesuatu yang akan mengubah segala-galanya untuk selamanya," ujar Melli.

Melli menyatakan, pendidikan adalah fondasi Amerika Serikat. Hal itu merujuk usia Harvard University yang lebih tua daripada umur Amerika Serikat. "Makanya kenapa mungkin kalau bagi orang asing, Amerika itu adalah Mekkah-nya pendidikan, karena itu terbuka lebar untuk menjadi suatu akreditisasi," kata pendiri firma hukum Melli Darsa & Co. Melli mengatakan, apa yang terjadi saat ini di Amerika Serikat merupakan dinamika yang bersifat sensasional. Ia berpendapat, yang terjadi saat ini terasa heboh karena ada lembaga pendidikan, dalam ini Harvard University, berlawanan langsung dengan Presiden Trump. "Jadi itu menarik, tetapi insya Allah sebenarnya hak-hak yang harusnya ada tetap bertahan, dan kemampuan daripada orang asing untuk masuk ke sekolah di Amerika Serikat," tambah Melli. Melli pun yakin semua universitas di Amerika Serikat akan membela dan mempertahankan haknya untuk menerima mahasiswa asing. Ia pun berharap hubungan diplomasi antara Indonesia dan Amerika Serikat tetap berjalan dengan baik.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved