Pembentukan Pengurus Forki Kalbar yang Baru Tunggu Surat PB Forki Pusat
Tanggal: 4 Nov 2017 04:26 wib.
Pembentukan kepengurusan baru Federasi Olahraga Karate-Ka Indonesia (Forki) Kalbar yang idealnya sudah dapat dilaksanakan paska kepengurusan lama berakhir, belum dapat terlaksana sesuai jadwal. Hal itu lantaran Forki Kalbar masih menunggu surat balasan dari PB Forki. Sesuai dengan SK PB Forki, kepengurusan 2012-2017 telah berakhirsejak tanggal 26 Oktober kemarin.
“Setelah kepengurusan lama berakhir, idealnya saat ini memang sudah ada dibentuk semacam tim kecil, sebagai persiapan untuk membentuk kepengurusan baru, periode 2017-2022 melalui musprov,” ujar Ketua Harian Forki Kalbar, Bruder Stephanus Paiman OFM Cap, Jumat (3/11).
Stephanus menyampaikan, kendati tidak ada ketentuan khusus dalam AD/ART terkait batas waktu pelaksanaan musprov, namun dia menilai bahwa keterlambatan ini tidak harus terjadi jika Ketua Umum Forki Kalbar, M Zeet H Assovie cepat merespon dan mempersiapkan hal ini sedini mungkin.
“Sejak dari enam bulan sebelum kepengurusan berakhir, saya sudah koordinasikan hal ini, namun kurang direspon.Sampai tinggal tiga bulan sebelum habis (masa kepengurusan), tidak juga direspon. Tinggal dua minggu lagi,saya coba, sama juga, sampai tinggal tiga hari sebelum tanggal 26 Oktober, hasilnya juga sama,” ujarnya.
Alhasil, setelah lewat masa kepengurusan dengan tidak adanya respon tersebut, akhirnya kata Stephanus, beberapa perguruan yang berada dibawah naungan Forki Kalbar berinisiatif membentuk tim kecil sementara, dan menyurati PB Forki untuk meminta arahan lebih lanjut.Anehnya, pembentukan tersebut, diakui Stephanus tanpa berkoordinasi dengan pengurus lama yang secara resmi telah berakhir tanggal 26 Oktober 2017.
“Saya juga baru tahunya tadi sore, info yang saya terima, katanya(tim bentukan dari beberapa perguruan) sudah seminggu lalu berkirim suratnya.Kalau berdasarkan AD/ART tidak demikian, pembentukan tim menjadi tanggungjawab pengurus lama.Soal Ketum, ya kita tahu sama-sama lah, Pak M Zet selaku Sekda Kalbar jadwalnya kan juga padat.Harus ada koordinadi dulu, ini tidak ada,” katanya.
Karena sudah “terlanjur” demikian kondisinya, Stephanus mengaku pengurus lama berupaya meredam permasalahan ini dengan tidak membuat semacam tim atau surat “tandingan” ke PB Forki. Dengan mempertimbangkan, kebaikan untuk semuanya.
“Kalau kita buat juga tandingan, pusat berpikir ada apa? Kita menjaga agar tidak ada image perpecahan, karena komitmen kita mau merangkul semua. Kami juga tidak ada kepentingan.Nanti tergantung pusat lah, apakah disetujui, kalau disetujui silahkan lanjut.Tapi jika pusat memberikan waktu bagi kami pengurus lama yang bentuk, kita akan buat,” ujarnya.
Terlepas dari itu, paska kepengurusannya berakhir, Stephanus atas nama Forki Kalbar mohon pamit seraya meminta maaf kepada masyarakat dan pihak terkait—jika bagi sebagian orang menganggap Forki Kalbar periode 2012-2017—tidak berhasil menunjukkan prestasi signifikan dari sisi perolehan medali.
“Bagi sebagian tertentu, memandang ‘keberhasilan’ dikukur dari jumlah medali. Namun yang kami tekankan selama periode ini lebih kepada bagaimana mempersiapkan regenerasi atlet karate Kalbar kedepan. Karena untuk PON IX Jawa Barat kemarin, banyak atlet handal kita yang tak bisa lagi ikut, karena terbentur usia,” katanya.
Menurut Stephanus, kurang adil jika dalam hanya kurun waktu lima tahun kepengurusan, Forki Kalbar dituntut sudah dapat mencetak atlet handal berkaliber nasional dan internasional. Sementara satu sisi, perhatian terhadap dunia karate Kalbar terbilang cukup memprihatinkan.
“Kami berupaya terus mempersiapkan genrasi muda untuk menggantikan para senior-senior ini. Tak hanya atlet, juri, wasit juga kita kader, kita persiapkan. Kita berikan mereka pelatihan berjenjang dan sertifikasi. Kalau dibilang tidak ada prestasi sama sekali juga tidak pas. O2SN kita mewakili Kalbar,kemudian salah satu atlet kita, Stephanus Josua Kayo berhasil mewakili Indonesia dalam kejuaraan internasional di Australia Open pada tahun 2018 mendatang,” ujarnya.
Seperti diketahui, Stephanus Josua Kayo terpilih mewakili Indonesia dalam kejuaaraan karate internasional 2018 di Australia setelah berhasil meraih juara dalam kejuaraan tingkat asia bertajuk BIMP-EAGA (Brunai, Indonesia, Malaysia, Philiphine East, Asean Growth Area Friendship Games) di Kalimantan Timur 2016-2017 kemarin.