Mustahil Menyusul Megawati,Hasrat Pelatih Red Sparks Pinang Wilda Terganjal Aturan KOVO

Tanggal: 19 Apr 2024 11:24 wib.
Red Sparks, tim voli asal Daejeon JungKwanJang, harus menahan hasrat pelatihnya, Ko Hee-jin, untuk mendatangkan Wilda Siti Nurfadhilah Sugandi. Meskipun pelatih tersebut sangat tertarik terhadap bakat Wilda, Red Sparks terganjal oleh regulasi Liga Voli Korea yang mengatur pemindahan pemain.

Saat menjelang laga eksebisi Red Sparks melawan Timnas voli Indonesia All-Star pada Sabtu (20/4), Ko Hee-jin mengadakan sesi jumpa pers di Jakarta pada Rabu (17/4). Dalam kesempatan tersebut, Ko Hee-jin secara terbuka menyatakan ketertarikannya terhadap Wilda Siti Nurfadhilah Sugandi, selain pevoli lainnya, Megawati Hangestri Pertiwi.

Ko Hee-jin, pelatih Red Sparks, menyatakan ketertarikannya terhadap permainan Wilda. "Ada pemain bola voli Indonesia namanya Wilda," ujar Ko Hee-jin dalam acara konferensi pers di Jakarta. "Saya menonton permainannya dan saya tertarik dengan kemampuannya," tambahnya.

Namun, apakah manajemen Red Sparks dapat memenuhi keinginan Ko Hee-jin? Sayangnya, regulasi yang ditetapkan oleh Federasi Bola Voli Korea Selatan (KOVO) menjadi hambatan bagi Red Sparks untuk merekrut Wilda Nurfadhilah.

Menurut laporan dari TheSportTimes, KOVO telah menetapkan aturan mengenai pemindahan pemain asing, baik dari Asia maupun non-Asia, untuk musim 2024/2025. Setiap pevoli yang ingin bermain di V-League Korea Volleyball harus mendaftarkan diri melalui Draft Quarter.

Musim lalu, Wilda Nurfadhilah sempat terdaftar dalam Draft Asia Quarter, namun tidak ada tim yang tertarik untuk merekrut middle blocker yang kini berstatus sebagai Nyonya Doni Haryono ini. Namun, sayangnya untuk musim Liga Voli Korea 2024/2025, Wilda tidak terdaftar dalam draft tersebut.

Hanya ada tiga pevoli yang masuk Draft Asia Quarter, yaitu Yolla Yuliana (MB), Aulia Suci (OH), dan Megawati Hangesteri Pertiwi (OP). Dengan demikian, dari segi regulasi, Wilda Nurfadhilah tidak mungkin dipinang oleh Red Sparks untuk musim depan.

Dalam konteks ini, Megawati memiliki keuntungan karena sudah memiliki pengalaman bermain di Liga Voli Korea saat memperkuat Red Sparks. Ia tidak perlu mengikuti try-out yang dijadwalkan berlangsung 29 April hingga 1 Mei di Pulau Jeju, dengan syarat tetap bertahan di Red Sparks. Namun, jika ingin berganti tim, Megawati wajib mengikuti pelatihan.

Sementara itu, untuk Yolla dan Aulia Suci, jadwal try-out yang bersamaan dengan gelaran Proliga 2024 menjadi kendala. Try-out tersebut bertepatan dengan putaran pertama Proliga 2024 yang digelar di GOR Amongrogo pada tanggal 25 hingga 28 April.

Pertanyaannya, tim mana yang akan melepaskan pemainnya, Yukla Yuliana dari Jakarta Elektrik PLN atau Aulia Suci dari Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia, untuk sementara waktu agar mereka dapat menjalani try-out di Korea?

Dari sini, kita dapat melihat betapa pentingnya regulasi dalam dunia voli profesional. Peraturan KOVO memastikan bahwa setiap perpindahan pemain dilakukan dengan prosedur yang jelas untuk menjaga keadilan dan kelancaran kompetisi.

Selain itu, regulasi ini juga mencerminkan pentingnya pentas voli Korea dalam menarik pemain-pemain berkualitas dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Ketertarikan pelatih-pelatih dari luar negeri terhadap bakat-bakat lokal menunjukkan bahwa volum pengembangan olahraga voli di Indonesia semakin mendapat perhatian di tingkat internasional.

Sementara itu, bagi Wilda Siti Nurfadhilah, meskipun aturan KOVO tidak memungkinkannya untuk bergabung dengan Red Sparks dalam waktu dekat, keberadaannya di kancah voli nasional tetap menjadi inspirasi bagi generasi muda pevoli Indonesia. Keberhasilannya dalam menarik perhatian pelatih dari tim asing menandakan bahwa bakatnya diakui di tingkat internasional.

Secara keseluruhan, melalui peristiwa ini, kita dapat melihat bahwa olahraga voli tidak hanya berdampak pada tingkat nasional, tetapi juga memiliki daya tarik yang kuat di tingkat internasional. Aturan KOVO yang mengatur pemindahan pemain, termasuk proses Draft Quarter, menunjukkan bahwa kompetisi voli Korea memegang prinsip keadilan dan profesionalisme dalam pengelolaan kompetisi. Di sisi lain, ketertarikan pelatih asing terhadap bakat-bakat voli Indonesia menegaskan bahwa pemain-pemain lokal memiliki potensi yang dapat bersaing di tingkat internasional.

Dengan demikian, meskipun Wilda Siti Nurfadhilah tidak dapat bergabung dengan Red Sparks pada musim depan, hal ini tidak mengurangi nilai dari pencapaian dan potensi yang dimilikinya. Wilda tetap menjadi teladan bagi pemain-pemain muda voli Indonesia, sekaligus menunjukkan bahwa olahraga voli memiliki daya tarik yang kuat di tingkat global.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved