Manchester United: Dua Musim, Tiga Final, Dua Trofi! Apa yang Akan Terjadi dengan Erik ten Hag?

Tanggal: 27 Mei 2024 10:58 wib.
Erik ten Hag, manajer asal Belanda, berada di ambang pemecatan dari Manchester United. Meskipun musimnya bersama tim tidak dapat dikategorikan sebagai kegagalan, jika tidak ada perubahan drastis dalam sikap Man United seperti yang dilakukan Barcelona terhadap Xavi, maka ten Hag mungkin tidak akan melanjutkan karirnya di Old Trafford.

Namun, sebelum kita mengambil kesimpulan terburu-buru, kita harus melihat pencapaiannya bersama United. Meskipun finis di peringkat kedelapan dalam Liga Primer Inggris dan tersingkir dalam tahap awal Piala Liga Inggris serta Liga Champions, ten Hag berhasil memenangkan dua trofi selama dua musim kepelatihannya di Manchester United.

Keberhasilan ini tidak terduga bagi banyak pihak, terutama ketika United dianggap sebagai underdog dalam beberapa pertandingan. ten Hag membuktikan dirinya sebagai "pemain besar" dengan meraih kemenangan dalam momen-momen penting dan di saat-saat terbaik.

Dua musim bersama United telah menghasilkan tiga final dan dua trofi bagi Erik ten Hag. Dia melanjutkan debutnya dengan mengamankan gelar Piala Liga, dan musim selanjutnya, ten Hag mengangkat trofi Piala FA untuk klub tersebut.

Selain itu, selama dua tahun kepelatihannya, United tidak pernah absen dari ajang Eropa. Mereka berhasil finis di peringkat ketiga dalam Liga Primer dan mendapatkan tiket ke Liga Champions musim lalu. Meskipun musim ini jauh dari harapan, United berhasil memenangkan Piala FA, yang memberi mereka kesempatan tampil di Liga Europa musim depan.

Bahkan dalam musim terburuknya dengan finis di peringkat kedelapan, ten Hag masih mampu memberikan trofi bagi United. Ironisnya, sejak kedatangan ten Hag, United telah mengamankan dua trofi mayor, sementara rival terdekatnya, Arsenal, belum meraih satu pun trofi mayor – kecuali Community Shield.

ten Hag memiliki rasio kemenangan yang cukup impresif, bahkan di antara manajer terbaik United sebelumnya. Dengan kemenangan penting atas rival sekota mereka, City, ten Hag mencatatkan rasio kemenangan sebesar 57,89%. Angka ini melebihi rekor manajer-manajer terdahulu seperti Jose Mourinho dan hanya kalah sedikit dari Sir Alex Ferguson.

Bahkan dalam 50 pertandingan pertamanya, ten Hag mencatatkan 30 kemenangan, mengalahkan rekor Pep Guardiola dan Jurgen Klopp. Dia juga berhasil mengumpulkan 96 poin dalam periode ini, mengungguli Klopp yang hanya berhasil meraih empat poin lebih sedikit.

Dalam pertandingan final Piala FA, ten Hag berhasil menjungkalkan peraih gelar sebelumnya, City, yang memiliki rekor tak terkalahkan sebanyak 74 pertandingan berturut-turut. Arbit-nya itu mengubah keadaan dengan kemenangan 2-1, sehingga mematahkan dominasi City.

Secara elegan, ten Hag menyampaikan pencapaian-pencapaian tersebut kepada petinggi klub dengan kalimat-kalimat yang bijaksana dan tegas. Meski begitu, nasib ten Hag di United masih belum pasti dan akan tergantung pada keputusan manajemen atas masa depannya.

Jadi, apakah Erik ten Hag benar-benar layak untuk dipecat jika tidak ada perubahan radikal dalam sikap Man United? Bisakah keberhasilannya meraih trofi mengalahkan ketidakstabilan performa tim di liga? Pertanyaan-pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh pihak terkait di Old Trafford. Yang pasti, kisah Erik ten Hag bersama Manchester United telah menjadi salah satu babak penting dalam sejarah klub ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved