Sumber foto: Canva

Lari Sambil Denger Musik: Efektif atau Ganggu Fokus?

Tanggal: 30 Apr 2025 19:11 wib.
Banyak pelari yang menikmati rutinitas olahraga mereka sambil ditemani alunan musik. Fenomena ini bukan saja terjadi di kalangan atlet profesional, tetapi juga di kalangan pelari pemula. Lari sambil denger musik sudah menjadi kebiasaan yang umum, tetapi pertanyaannya adalah, apakah ini efektif atau justru mengganggu fokus kita?

Salah satu alasan utama pelari mendengarkan musik saat berlari adalah untuk meningkatkan motivasi. Musik dengan irama yang cepat dapat membantu meningkatkan semangat dan membuat pelari merasa lebih energik. Ketika lari disertai dengan lagu-lagu favorit, perasaan lelah dan monoton saat berlari dapat berkurang drastis. Banyak studi menunjukkan bahwa mendengarkan musik yang ritmis dapat membantu dalam mengatur langkah, sehingga pelari bisa lebih mudah menjaga tempo saat berlari.

Namun, ada juga sisi negatif dari mendengarkan musik saat berlari. Salah satunya adalah potensi gangguan terhadap fokus. Bagi beberapa pelari, mendengarkan musik bisa membuat mereka kurang waspada terhadap lingkungan sekitar. Suara kendaraan, sinyal dari pelari lain, atau bahkan kondisi cuaca bisa terlewatkan jika pelari terlalu terfokus pada lagu yang sedang diputar. Hal ini tentu bisa menjadi masalah, terutama saat berlari di area yang ramai atau jalur yang tidak terlalu aman.

Fokus juga berperan penting dalam mencapai hasil optimal saat berlari. Pelari yang tidak dapat berkonsentrasi pada teknik berlari, pernapasan, dan postur tubuh mungkin akan mengalami penurunan performa. Musik yang terlalu keras atau lirik yang terlalu mencolok bisa mengganggu pikiran pelari, menjadikan mereka lebih mudah teralihkan daripada saat berlari dalam keheningan. Oleh karena itu, banyak pelatih menyarankan agar pelari mengenali jenis musik yang paling cocok untuk mereka. Beberapa pelari mungkin lebih memilih musik instrumental, yang lebih ringan dan tidak memecah fokus mereka.

Selain faktor fokus, efek psikologis dari musik saat berlari juga menarik untuk dicermati. Musik dapat memicu emosi dan mempengaruhi suasana hati. Misalnya, lagu yang ceria dapat membuat pelari merasa lebih bahagia dan berenergi, sedangkan musik yang sedih bisa membuat suasana hati menjadi lebih berat, bahkan saat berlari. Ini bisa menjadi dua sisi mata uang. Di satu sisi, musik bisa menjadi pemacu motivasi, tetapi di sisi lain, bisa juga mengganggu jika jenis musik yang didengarkan tidak sesuai dengan atmosfer yang dibutuhkan saat berlari.

Penelitian juga menunjukkan bahwa pelari berpengalaman biasanya lebih mampu menyesuaikan diri dengan musik saat berlari. Mereka tahu kapan harus fokus hanya pada napas dan langkah, serta kapan saatnya menikmati musik. Pelari pemula mungkin perlu lebih berhati-hati dalam memilih jenis musik dan volume yang sesuai, agar tidak mengganggu konsentrasi pada teknik berlari yang benar.

Seiring dengan kemajuan teknologi, banyak aplikasi dan perangkat yang telah dirancang untuk memudahkan pelari dalam memilih musik yang sesuai dengan tempo lari mereka. Dengan fitur-fitur seperti BPM (beats per minute), pelari bisa menemukan lagu yang membantu mereka menjaga ritme berlari. Namun, pelari tetap harus bijak dalam menggunakan teknologi tersebut agar tidak mengganggu pengalaman berlari itu sendiri. 

Dalam kesimpulannya, meskipun lari sambil denger musik dapat memberikan banyak manfaat, efeknya terhadap fokus dan kinerja sangat bergantung pada individu. Beberapa pelari mungkin menemukan cara untuk memanfaatkan musik dengan cara yang positif, sementara yang lain mungkin lebih baik berlari dalam keheningan untuk menjaga konsentrasi. Pengetahuan tentang diri sendiri menjadi kunci untuk menemukan keseimbangan yang tepat saat berlari.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved