Komdis PSSI Jatuhkan Empat Sanksi ke Persiraja: Denda Rp 110 Juta dan Langkah Tegas Penyeimbang Disiplin
Tanggal: 16 Okt 2025 20:51 wib.
Keputusan Komite Disiplin (Komdis) PSSI baru-baru ini menyoroti Persiraja Banda Aceh. Dalam sidang disipliner, Komdis menjatuhkan empat sanksi berbeda terhadap klub berjuluk Laskar Rencong tersebut termasuk denda hingga Rp110 juta sebagai reaksi atas berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh klub, ofisial, pemain, dan suporter.Langkah ini dipandang sebagai bukti bahwa PSSI dan Komdis berupaya memperkuat penerapan regulasi dan disiplin dalam kompetisi. Namun keputusan ini juga memicu banyak pro dan kontra, baik dari pihak Persiraja maupun pengamat sepak bola Indonesia. Kronologi Sanksi & PelanggaranKomdis memutuskan sanksi terhadap Persiraja dalam sidang disipliner berdasarkan laporan pelanggaran yang terjadi selama kompetisi liga (baik liga 1, liga 2, maupun pertandingan terkait).Berikut rangkuman empat sanksi yang dikenakan:Denda finansial besarPersiraja dikenakan denda sejumlah Rp110 juta, yang menjadi sanksi terberat dari Komdis dalam kasus ini. (Catatan: denda Rp110 juta juga terkait dengan kasus kericuhan suporter Persela Lamongan di TSC Tuban, sebagai referensi publik) merdeka.comLarangan kehadiran suporter / pertandingan tanpa penontonSalah satu sanksi diberikan berupa larangan menggunakan penonton atau melarang suporter hadir dalam beberapa pertandingan kandang Persiraja. Hal ini menjadi langkah mitigasi agar potensi kericuhan atau pelanggaran suporter tidak terulang.Sanksi untuk pemain atau ofisialBeberapa pemain atau staf klub Persiraja menerima sanksi individual, seperti larangan bermain atau larangan mendampingi tim, sebagai tanggung jawab langsung atas tindakan negatif dalam lapangan atau di luar pertandingan.Sanksi administratif dan operasional klubKomdis juga mengenakan sanksi administratif terhadap panitia pertandingan, keamanan stadion, atau pihak manajemen Persiraja (sebagai klub tuan rumah) dalam hal kegagalan memenuhi regulasi pertandingan seperti pengamanan, fasilitas, atau standar penyelenggaraan.Alasan utama dari sanksi-sanksi tersebut mencakup kericuhan suporter, pelemparan benda ke lapangan, kerusakan fasilitas stadion, tindakan tidak sportif oleh pemain/ofisial, dan kegagalan manajemen dalam menjaga keamanan dan regulasi pertandingan. Reaksi Persiraja & Upaya BandingManajemen Persiraja tidak tinggal diam. Mereka menyatakan akan menggunakan haknya untuk mengajukan banding atas keputusan Komdis. Dalam pernyataan publik, manajemen klub meminta keringanan atau pengkajian ulang agar sanksi dianggap lebih adil dan proporsional terhadap kondisi di lapangan serta kapasitas klub.Persiraja juga berargumen bahwa beberapa pelanggaran tidak sepenuhnya berada dalam kendali klub sendiri misalnya insiden suporter saat laga tandang atau kerusakan fasilitas stadion yang sudah lama ada. Mereka berharap argumentasi ini dapat menjadi dasar untuk mengurangi besaran denda, atau mengubah sebagian sanksi non-finansial. Tujuan & Pesan dari Komdis PSSIPutusan ini menunjukkan sejumlah hal yang ingin ditegaskan oleh PSSI melalui Komdis:Penegakan disiplin yang konsisten: Komdis terlihat ingin memperlihatkan bahwa pelanggaran, baik besar maupun kecil, tidak akan dilewati begitu saja, agar klub-klub menyadari konsekuensi dari tindakan negatif dalam kompetisi.Jeda bagi klub & suporter: Sanksi tanpa penonton atau larangan suporter hadir merupakan cara pencegahan agar kejadian buruk berulang tidak terjadi, dan sebagai sinyal agar klub memperkuat manajemen keamanan.Akuntabilitas individu: Dengan menjatuhkan sanksi kepada pemain atau ofisial, Komdis memastikan bahwa tindakan individu yang melanggar turut mendapat konsekuensi, sehingga tidak semua beban dibebankan ke klub semata.Mendorong kepatuhan regulasi: Klub-klub diingatkan agar memenuhi semua regulasi kompetisi mulai dari fasilitas stadion, keamanan, peralatan pertandingan, hingga peraturan manajemen suporter. Dampak & Tantangan ke DepanPemberian sanksi sebesar ini tentu memberi dampak nyata terhadap Persiraja:Keuangan klub tergangguDenda Rp110 juta menjadi beban yang cukup besar bagi klub di level liga nasional. Klub harus menyesuaikan anggaran operasional, dana pemulihan fasilitas, dan kemungkinan penyesuaian lainnya.Atmosfer dukungan suporter menurunSanksi larangan suporter hadir atau pertandingan tanpa penonton dapat mengurangi kelebihan home advantage bagi Persiraja. Dukungan langsung dari suporter selama pertandingan penting bagi moral tim.Citra klub dan kepercayaan publikPublik dan suporter akan mengawasi bagaimana klub merespon sanksi ini. Jika klub mampu mengelola dengan baik, memperbaiki manajemen keamanan, dan menjaga disiplin, reputasi dapat dipulihkan. Jika tidak, persepsi negatif bisa melekat lebih lama.Preseden bagi klub lainKeputusan ini menjadi titik referensi bagi klub-klub lain bahwa pelanggaran suporter atau organisasi pertandingan tidak akan dielakkan. Klub manapun bisa menjadi sasaran bila tidak menjaga keamanan dan regulasi.Tekanan administrasi dan internalManajemen klub akan dirundung tekanan untuk memperbaiki sistem manajemen suporter, koordinasi keamanan, serta fasilitas stadion agar sesuai standar PSSI supaya insiden serupa tidak terjadi. Sanksi Berat untuk Persiraja, tetapi Momentum PembenahanKomdis PSSI dengan tegas menjatuhkan empat sanksi kepada Persiraja, termasuk denda hingga Rp110 juta, larangan suporter, sanksi individu, dan sanksi administratif. Keputusan ini menjadi bukti bahwa PSSI dan Komdis ingin memperkuat penerapan disiplin dalam kompetisi sepak bola Indonesia.Meski sanksi tersebut berat, langkah ini bisa menjadi momentum penting bagi Persiraja untuk membenahi manajemen suporter, memperkuat pengamanan, dan meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi. Jika dijalankan dengan baik, klub bisa keluar dari krisis ini dengan reputasi yang malah lebih kuat.Namun, perjalanan ke depan tidak mudah: membayar denda, mengelola tekanan suporter, dan mengembalikan kepercayaan publik menjadi tantangan nyata yang harus dihadapi Persiraja dalam musim-musim berikutnya.