Sumber foto: google

Kisah Zulkifli Syukur, Pelatih Sulteng di PON XXI Aceh-Sumut 2024 yang Ngamuk Minta PSSI Cabut Lisensi Wasit Eko Agus Sugiharto

Tanggal: 16 Sep 2024 06:49 wib.
Kisah kontroversial terjadi pada pertandingan perempat final sepak bola putra Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 antara tuan rumah Aceh dan Sulteng. Pelatih tim Sulteng, Zulkifli Syukur, yang juga merupakan legenda Timnas Indonesia mengamuk dan meminta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mencabut lisensi wasit Eko Agus Sugiharto yang memimpin pertandingan tersebut. Zulkifli Syukur mengungkapkan kekecewaannya karena menganggap timnya dirugikan oleh keputusan wasit dalam pertandingan tersebut.

Pada pertandingan tersebut, Sulteng mendapat berbagai keputusan kontroversial dari wasit Eko Agus Sugiharto. Beberapa di antaranya adalah pengeluaran kartu merah kepada pemain Sulteng pada menit 74 dan 85, tanpa perhatian terhadap pelanggaran keras yang dilakukan oleh pemain Aceh kepada pemain Sulteng di dalam kotak terlarang. Selain itu, wasit memberikan waktu tambahan hingga 13 menit saat Sulteng masih memimpin 1-0. Puncaknya, wasit memberikan penalti kepada tim tuan rumah, meski seharusnya tekel yang dilakukan oleh pemain Sulteng tidak mengenai pemain Aceh.

Kekecewaan mencapai titik maksimal ketika pemain Sulteng, Muhammad Rizki, melepaskan bogem mentah ke wajah Eko Agus Sugiharto setelah merasa terus-menerus dirugikan. Setelah insiden itu, beberapa pemain Sulteng memutuskan untuk walkover, mengakibatkan Aceh lolos ke semifinal sepak bola putra PON XXI Aceh-Sumut 2024.

Kontroversi ini membuat Zulkifli Syukur meminta PSSI untuk mengambil tindakan tegas terhadap wasit Eko Agus Sugiharto. Ia menuding bahwa keputusan wasit telah memengaruhi hasil pertandingan secara tidak adil. Selain itu, ia juga menyampaikan keyakinannya bahwa sang wasit akan dicabut lisensinya.

Kejadian ini menimbulkan penilaian negatif terhadap kinerja wasit dalam pertandingan sepak bola PON XXI Aceh-Sumut 2024. Hal ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi PSSI untuk menyelenggarakan pengawasan yang ketat terhadap kinerja wasit dalam menjalankan tugasnya di lapangan. Kepercayaan dan integritas wasit dalam sebuah pertandingan harus dijaga dengan baik agar tidak menimbulkan kontroversi dan merugikan salah satu pihak.

Sebagai negara yang memiliki potensi besar dalam dunia sepak bola, Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas dalam segala aspek, termasuk pengelolaan pertandingan dan pengawasan wasit. Hal ini akan berdampak positif bagi semakin berkembangnya dunia sepak bola di Indonesia serta kredibilitas PSSI dalam mengatur peraturan dan menjaga keseimbangan dalam sebuah pertandingan.

Kontroversi ini juga menjadi pelajaran bagi para pengelola dan penyelenggara pertandingan olahraga untuk lebih memperhatikan tata cara dalam pengambilan keputusan, terutama dalam hal kedisiplinan dan keadilan. Pengawasan yang ketat serta sanksi yang tegas bagi pelanggar aturan dalam pertandingan akan menciptakan suasana yang lebih kondusif dan adil bagi semua pihak yang terlibat dalam sebuah pertandingan.

Dari sisi atlet dan tim, penting bagi mereka untuk tetap menjaga sportsmanship dan sikap profesional dalam menghadapi situasi yang tidak diinginkan. Meskipun terdapat ketidakadilan dalam sebuah pertandingan, menjaga kontrol emosi dan bersikap fairplay adalah hal yang sangat penting dalam menciptakan citra positif bagi olahraga Indonesia.

Kontroversi seperti yang terjadi di PON XXI Aceh-Sumut 2024 harus menjadi momentum bagi pihak terkait untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan dan pengawasan pertandingan olahraga, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Kepedulian dan tindakan tegas dari pihak terkait akan menciptakan sebuah lingkungan olahraga yang lebih profesional, adil, dan mengedepankan semangat sportivitas dalam setiap pertandingan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved