Kisah Ironi Atlet Binaraga Malang: Demi Otot, Terpaksa Konsumsi Ayam Tiren
Tanggal: 7 Mei 2025 20:03 wib.
Tampang.com – Demi memenuhi kebutuhan protein untuk pembentukan otot, sejumlah atlet binaraga asal Kabupaten Malang terpaksa mengkonsumsi ayam tiren (mati sebelum disembelih) selama beberapa bulan terakhir. Salah satunya adalah Salsa Hafidz Firmansyah (22), atlet berprestasi yang sedang mempersiapkan diri untuk ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim IX 2025.
Dalam wawancara via telepon, Salsa mengungkapkan bahwa ia dan rekan-rekannya sudah sekitar satu bulan mengandalkan ayam tiren karena keterbatasan anggaran. Daging ayam segar yang seharusnya menjadi sumber protein utama tidak lagi terjangkau.
“Akhirnya solusinya kita putuskan membeli ayam tiren untuk memenuhi kebutuhan protein kami,” ujar Salsa, Rabu (7/5/2025).
Konsumsi 2 Kg Ayam Sehari, Meski Tahu Risikonya
Atlet dengan tinggi badan 180 cm dan berat 88 kg itu mengaku bisa menghabiskan hingga 2 kilogram dada ayam setiap hari. Bersama enam dari dua belas atlet binaraga lain, mereka menyortir ayam tiren secara manual untuk memastikan hanya bagian yang dianggap masih layak dikonsumsi.
“Kita ambil yang benar-benar tidak bau dan warnanya masih mendekati normal. Biasanya kami rebus, panggang, lalu haluskan,” tambahnya.
Meski menyadari bahwa ayam tiren dilarang secara medis dan agama, para atlet ini merasa tidak punya pilihan lain.
Atlet Lain Sudah Tiga Bulan Makan Ayam Tiren
Cerita serupa disampaikan oleh Ikbal Dwi Ramadan (21), atlet asal Lawang yang bertanding di kelas 60 kg. Ia bahkan telah mengkonsumsi ayam tiren selama tiga bulan karena tidak ada bantuan dana selama masa persiapan fisik.
“Kalau beli ayam segar, ya enggak cukup. Sementara program peningkatan stamina dan massa otot harus jalan,” ujar Ikbal.
Dana dari Pemerintah Kabupaten Malang baru cair pada 5 Mei 2025, dan itu pun hanya sebesar Rp 1 juta. Dalam enam bulan terakhir, total anggaran yang diterima oleh setiap atlet hanya Rp 3 juta, jumlah yang dinilai tidak cukup untuk pemenuhan gizi harian atlet binaraga.
Pemerintah Akui Lambatnya Proses Pencairan
Menanggapi viralnya kabar ini, Plh Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Nurman Ramdasyah, mengakui bahwa ada kendala komunikasi antara pengurus cabang olahraga dan pemerintah daerah. Ia menambahkan bahwa proses birokrasi dalam pencairan dana memang memerlukan waktu.
“Memang sedikit terlambat, karena prosesnya panjang. Tapi hari ini semua sudah cair, termasuk untuk cabor binaraga,” jelas Nurman.
Ia berharap ke depan, koordinasi antar pihak bisa diperbaiki agar kasus serupa tidak terulang kembali.
Bahaya Ayam Tiren: Pengingat Pentingnya Dukungan Atlet
Para ahli kesehatan telah memperingatkan bahaya serius dari konsumsi ayam tiren. Daging yang berasal dari ayam mati mendadak berpotensi mengandung bakteri patogen seperti Salmonella dan E. coli, serta racun berbahaya karena proses pembusukan yang tidak wajar.
Ironi yang terjadi di Kabupaten Malang ini menjadi cermin suram dari minimnya perhatian terhadap kebutuhan gizi atlet nasional, terutama menjelang kompetisi besar. Ketika prestasi dituntut tinggi, dukungan dasar justru masih tersendat.