Kisah Boaz Solossa yang Sabet Gelar S2 di Tengah Statusnya sebagai Mantan Bomber Timnas Indonesia
Tanggal: 26 Jul 2024 15:55 wib.
Kisah Boaz Solossa yang berhasil meraih gelar S2 di tengah karirnya sebagai mantan bomber Timnas Indonesia merupakan bukti nyata bahwa seorang atlet tidak hanya pandai mengolah kaki di lapangan, namun juga mampu meraih prestasi akademis yang tinggi. Gelar magister tersebut diraihnya setelah menuntaskan program pendidikan di Universitas Cenderawasih (Uncen) pada tanggal 30 November 2022.
Tidak hanya meraih kesuksesan di lapangan sepakbola, Boaz Solossa juga mampu menyelesaikan program studi S2-nya dengan sukses. Momen kebahagiaan ketika meraih gelar tersebut pun dibagikannya melalui akun media sosial Instagram @boazsolossa. Dalam unggahan tersebut, sang legenda Persipura Jayapura mengungkapkan rasa syukurnya atas capaiannya tersebut, dan juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya. Respon positif dari netizen Tanah Air pun turut mengiringi unggahan Boaz.
Boaz Solossa, yang pernah membela tim sepakbola PSS Sleman, juga menuliskan caption yang memperlihatkan gelarnya sebagai "BOAZ THEOFILUS ERWIN SOLOSSA, S.IP, M.Si." Sebuah pencapaian yang patut diapresiasi, seorang atlet yang tidak hanya handal dalam olahraga, namun juga piawai dalam dunia akademis.
Sebagai salah satu legenda sepakbola Tanah Air, Boaz Solossa telah mencatatkan namanya dalam sejarah ketika memperkuat Persipura Jayapura. Keberhasilannya tidak hanya terlihat dari prestasi di level klub, melainkan juga ketika membela Timnas Indonesia. Di kancah internasional, nama Boaz Solossa begitu dihormati, dengan torehan 50 caps bersama Timnas Indonesia senior dan mencetak 13 gol.
Kisah sukses Boaz Solossa harus dijadikan inspirasi bagi para pemain sepakbola Indonesia. Keberhasilannya dalam meraih gelar S2 di tengah-tengah kesibukan sebagai mantan bomber Timnas menunjukkan bahwa seorang atlet tidak boleh terpaku hanya pada kesuksesan di lapangan hijau, namun juga harus mampu menuntut ilmu dan meningkatkan kualitas diri di luar lapangan. Hal ini juga menunjukkan bahwa seorang atlet tidak seharusnya mengorbankan pendidikan demi karier olahraga, tetapi bisa berjalan seiring sejalan untuk mencapai prestasi di kedua bidang tersebut.