Sumber foto: Canva

Kenapa Berat Badan Naik Padahal Sering Olahraga?

Tanggal: 30 Apr 2025 08:52 wib.
Banyak orang yang percaya bahwa dengan berolahraga secara teratur, mereka akan secara otomatis menurunkan berat badan. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Seringkali kita mendengar keluhan dari mereka yang rutin berolahraga, tetapi berat badan mereka justru naik. Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi? Mari kita telaah beberapa faktor yang mungkin menjelaskan fenomena ini.

Salah satu alasan utama adalah perubahan komposisi tubuh. Ketika seseorang berolahraga, terutama latihan kekuatan, mereka bisa mengalami peningkatan massa otot. Otot lebih padat dibandingkan lemak, sehingga meskipun seseorang kehilangan lemak, berat badan mungkin tidak menunjukkan penurunan yang signifikan. Ini adalah hal yang positif karena pertumbuhan otot akan meningkatkan metabolisme, sehingga dalam jangka panjang, tubuh akan lebih efisien dalam membakar kalori.

Selain itu, olahraga juga dapat meningkatkan nafsu makan. Setelah sesi latihan yang intens, tubuh kita membutuhkan lebih banyak energi untuk memulihkan diri. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori setelah berolahraga, berpikir bahwa mereka berhak memberi reward pada diri mereka sendiri. Ini dapat menyebabkan asupan kalori melebihi kalori yang terbakar selama berolahraga, yang pada akhirnya berkontribusi pada kenaikan berat badan.

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah jenis olahraga yang dilakukan. Beberapa jenis olahraga, seperti latihan ketahanan atau angkat beban, lebih fokus pada pembangunan massa otot, sementara olahraga kardio bisa membakar lebih banyak kalori dalam waktu singkat. Jika seseorang lebih banyak berolahraga dengan metode yang tidak terluka (cenderung kurang membakar kalori) dan tidak diimbangi dengan diet yang tepat, mereka mungkin tidak melihat penurunan berat badan yang diinginkan. 

Stres dan kurang tidur juga dapat berdampak pada berat badan seseorang. Ketika seseorang mengalami stres, tubuh mereka mengeluarkan hormon kortisol yang dapat meningkatkan nafsu makan dan mendorong seseorang untuk menginginkan makanan tinggi kalori. Begitu pula dengan kurang tidur; penelitian menunjukkan bahwa tidur yang tidak cukup dapat menganggu hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, meningkatkan risiko kenaikan berat badan.

Selain itu, ada juga faktor genetik yang memainkan peran dalam penambahan berat badan. Beberapa orang cenderung mendapatkan berat badan lebih mudah dibandingkan dengan yang lain, terlepas dari seberapa banyak mereka berolahraga. Genetika dapat mempengaruhi cara tubuh menyimpan lemak dan mengatur metabolisme. Jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan masalah berat badan, mungkin mereka akan mengalami kesulitan serupa meskipun berolahraga secara teratur.

Lingkungan sosial juga tidak bisa diabaikan. Terkadang, gaya hidup teman atau keluarga kita dapat berkontribusi pada kebiasaan makan yang buruk. Jika di sekitar kita terdapat budaya makan berlebihan atau jenis makanan yang kurang sehat, itu juga bisa memengaruhi berat badan kita, meskipun kita sudah rajin berolahraga.

Akhirnya, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki respons tubuh yang berbeda terhadap olahraga dan diet. Laju penurunan berat badan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan kebiasaan hidup lainnya. Maka, berat badan yang naik meskipun sering berolahraga bukanlah indikasi kegagalan dalam upaya menurunkan berat badan, melainkan hasil dari interaksi kompleks antara berbagai faktor yang mempengaruhi tubuh kita.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved