Ini Alasan Arema FC Pulang Naik Barracuda Usai Kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya
Tanggal: 8 Des 2024 13:09 wib.
Kejadian menarik tercipta setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya di pekan ke-13 Liga 1 2024-2025, pada Sabtu (7/12/2024) sore WIB. Arema yang awalnya datang menggunakan bus, namun ketika pulang justru menggunakan mobil barracuda, lantas apa penyebabnya?
Pertandingan yang diadakan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, berlangsung dramatis hingga menit 96 saat hadiah penalti diberikan kepada Persebaya akibat pelanggaran terhadap Malik Risaldi di titik putih. Flavio Silva memastikan kemenangan 3-2 Persebaya secara dramatis di Derby Jawa Timur ini.
Usai pertandingan, Arema FC langsung meninggalkan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, pukul 17.40 WIB, Sabtu sore, tanpa mengadakan sesi konferensi pers. Tim Singo Edan menggunakan tiga unit barracuda dari Polda Jawa Timur, ditambah satu unit barracuda cadangan. Pengawalan ketat kepolisian bersenjata lengkap mengiringi kepergian Arema FC dari Stadion GBT Surabaya.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Luthfie Sulistiawan, menjelaskan bahwa skema pengamanan tim Arema FC memang sudah direncanakan kepolisian berkoordinasi dengan teman-teman Bonek. Makanya begitu pertandingan selesai, Singo Edan langsung memasuki barracuda dan meninggalkan stadion.
Menurut Luthfie Sulistiawan, "Alasan pakai rantis setelah berangkat naik bus enggak ada memang standar biasa itu." Luthfie menambahkan, bila skema pengamanan laga big match Liga 1 2024-2025 antara Persebaya vs Arema FC berjalan sesuai rencana dan lancar. Ia bersyukur Bonek, juga ikut menjaga kondusivitas selama jalannya laga hingga selesai. "Standar saja Alhamdulillah semua berjalan lancar. Nggak ada kendala seusai yang kita rencanakan, pertandingan berjalan sesuai awal yang direncanakan, terima kasih ke seluruh suporter saling bisa menjaga situasi kondisi," ungkap dia.
Pertandingan berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan Persebaya Surabaya. Dua gol Persebaya dicetak oleh Flavio Silva pada menit 17 dan melalui penalti pada menit 96, serta Malik Risaldi pada menit 21. Sedangkan dua gol Arema FC dicetak oleh bunuh diri Slavko Damjanovic pada menit 44 dan penalti William Marcilio pada menit 83.
Keputusan Arema FC untuk pulang menggunakan barracuda setelah kekalahan dramatis dari Persebaya Surabaya menimbulkan tanda tanya bagi banyak pihak. Hal ini tentu saja menarik perhatian publik dan menjadi topik yang cukup hangat diperbincangkan pasca pertandingan. Keputusan ini tampaknya melibatkan banyak persiapan dan koordinasi, mengingat keamanan dan keselamatan tim serta suporter merupakan hal utama yang perlu diperhatikan.
Penggunaan barracuda sebagai kendaraan pulang Arema FC dijelaskan oleh pihak kepolisian sebagai bagian dari skema pengamanan yang telah direncanakan sebelumnya. Kombes Pol Luthfie Sulistiawan telah menjelaskan bahwa semua proses pengawalan dan pemulangan tim berjalan sesuai dengan standar keamanan dan tanpa kendala yang signifikan. Meski demikian, masih terdapat perdebatan mengenai keputusan ini karena jarang terjadi bagi sebuah tim untuk kembali pulang menggunakan kendaraan berbeda setelah sebuah pertandingan, terutama setelah kekalahan yang memilukan.
Keputusan Arema FC untuk tidak mengadakan sesi konferensi pers setelah pertandingan juga menarik perhatian. Hal ini menjadikan keputusan mereka untuk meninggalkan stadion tanpa memberikan penjelasan langsung kepada media atau publik menjadi sebuah tanda tanya tersendiri. Namun, bisa jadi keputusan ini dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan seperti situasi emosional pasca kekalahan serta agenda dan prioritas internal tim.
Penting untuk mengingat bahwa dalam situasi seperti ini, semua keputusan yang diambil oleh tim sepakbola dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk aspek-aspek teknis, taktis, psikologis, dan logistik. Selain itu, keputusan ini juga mencerminkan bagaimana tim manajemen dan kepolisian telah bekerja sama untuk mengamankan tim dan suporter.
Keputusan yang diambil oleh Arema FC setelah pertandingan melawan Persebaya Surabaya menjadi sebuah contoh bagaimana faktor-faktor non-teknis juga dapat memengaruhi langkah-langkah yang diambil oleh sebuah tim sepakbola. Meski masih menjadi perdebatan dan misteri bagi sebagian orang, keputusan ini tentu menjadi bagian menarik dari naratif kompetisi sepakbola yang tidak hanya melibatkan aspek teknis pertandingan, tetapi juga aspek-aspek di luar lapangan yang dapat memengaruhi jalannya sebuah pertandingan dan keputusan dari sebuah tim.
Kejadian ini juga menjadi momentum untuk menggali lebih dalam mengenai peran kepolisian dalam mengamankan pertandingan sepakbola dan juga bagaimana hubungan kerjasama antara tim sepakbola dengan pihak keamanan dan penegak hukum dalam konteks kompetisi sepakbola di Indonesia. Dengan begitu, kejadian ini tidak hanya menjadi sebuah perbincangan hangat dalam dunia sepakbola, tetapi juga menjadi bagian penting dalam rangkaian peristiwa yang membentuk gambaran komprehensif mengenai dinamika kompetisi sepakbola di Tanah Air.
Dalam pandangan ini, keputusan Arema FC untuk pulang naik barracuda setelah kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya bukanlah sekadar keputusan taktis setelah kekalahan di lapangan. Namun, keputusan tersebut juga melibatkan banyak aspek di luar lapangan yang perlu dipertimbangkan, termasuk aspek keamanan, logistik, dan koordinasi antara pihak-pihak terkait. Dengan demikian, keputusan tim sepakbola bukanlah sesuatu yang dapat dipandang sebelah mata, karena di balik setiap langkah yang diambil, terdapat berbagai pertimbangan yang kompleks dan mungkin tidak selalu terlihat secara langsung bagi publik.