Haaland Dikecam Usai Tolak Ambil Penalti di Final FA, City Gagal Juara
Tanggal: 18 Mei 2025 12:48 wib.
Tampang.com – Kutukan Wembley tampaknya masih belum lepas dari Erling Haaland. Dalam laga final Piala FA 2025 yang penuh tekanan, striker Manchester City itu membuat keputusan mengejutkan dengan menyerahkan eksekusi penalti penting kepada rekan barunya, Omar Marmoush. Hasilnya? Penalti gagal, City tumbang, dan gelar pun lepas dari genggaman.
Bermain di Wembley melawan Crystal Palace, Manchester City mendapat peluang emas melalui titik putih. Banyak yang mengira Haaland akan maju sebagai eksekutor utama, namun pemain asal Norwegia itu justru memilih mundur dan memberikan tugas tersebut pada Marmoush. Sayangnya, tendangan Marmoush berhasil ditepis kiper Palace, Dean Henderson, yang tampil gemilang sepanjang pertandingan.
Pelatih City, Pep Guardiola, menyatakan tidak ada instruksi langsung dari tim pelatih terkait siapa yang harus mengeksekusi penalti. Ia mengungkapkan bahwa keputusan diambil berdasarkan perasaan di lapangan. “Mereka yang merasa paling siap yang akan ambil,” ujarnya usai laga.
Namun keputusan ini tidak diterima dengan baik oleh publik dan sejumlah tokoh sepak bola. Salah satunya adalah legenda Manchester United, Wayne Rooney. Ia secara terbuka mengkritik Haaland, menyebut bahwa pemain dengan status elit seperti Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo tak akan melewatkan peluang mencetak gol dalam pertandingan sepenting final.
“Messi dan Ronaldo tidak akan pernah menyerahkan penalti di final. Mereka hidup untuk momen besar, dan itu yang membedakan mereka,” kata Rooney. Ia menilai keputusan Haaland sebagai cerminan tekanan mental dan kurangnya keberanian di situasi genting.
Kekalahan dari Palace menjadi akhir pahit bagi City, yang sebelumnya juga gagal meraih gelar lain musim ini. Meski Haaland masih mencetak 30 gol dalam musim yang terganggu cedera, statistiknya di laga-laga besar mulai dipertanyakan. Termasuk di final ini, Haaland tercatat belum pernah mencetak gol dalam delapan pertandingan final sejak bergabung dengan City. Ia juga belum pernah mencetak satu gol pun dalam enam laga terakhir di Stadion Wembley.
Salah satu alasan di balik keputusannya bisa jadi adalah performa buruk dari titik putih — Haaland gagal dalam tiga dari tujuh penalti terakhir yang ia ambil. Namun tetap saja, dalam laga final, publik menuntut kehadiran mental baja dari sang mesin gol.
Kini, keputusan kontroversial Haaland menjadi catatan besar bagi City dan para pendukungnya. Jika ingin kembali mendominasi, mereka butuh lebih dari sekadar statistik — mereka butuh pemain yang tampil ketika tekanan memuncak.