Sumber foto: Bola.net

Eks Bek Timnas Indonesia Kritik Strategi Patrick Kluivert Usai Kekalahan dari Australia

Tanggal: 21 Mar 2025 10:05 wib.
Tampang.com | Eks bek Timnas Indonesia, Agung Setyabudi, menilai pelatih Patrick Kluivert terlalu percaya diri dengan strategi menyerang total saat menghadapi Timnas Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pada pertandingan yang berlangsung di Sydney Football Stadium, Kamis (20/3/2025), skuad Garuda harus menelan kekalahan telak 1-5 dari tuan rumah.

Indonesia Gagal Manfaatkan Peluang Awal

Timnas Indonesia sebenarnya memiliki kesempatan untuk unggul lebih dulu pada menit kedelapan setelah wasit menunjuk titik putih. Sayangnya, eksekusi penalti Kevin Diks hanya membentur tiang gawang, membuat peluang emas itu terbuang sia-sia. Setelah itu, Australia langsung mengambil kendali permainan dan menggelontorkan lima gol melalui Martin Boyle (penalti, 18’), Nishan Velupillay (20’), Jackson Irvine (34’, 90’), serta Lewis Miller (61’). Sementara, satu-satunya gol Indonesia dicetak oleh Ole Romeny pada menit ke-78.

Hasil ini membuat Australia semakin dekat dengan tiket lolos otomatis ke Piala Dunia 2026, sementara Indonesia harus bekerja lebih keras untuk menjaga asa melaju ke putaran berikutnya. Saat ini, Australia berada di posisi kedua Grup C dengan 10 poin, sedangkan Indonesia menempati peringkat keempat dengan enam poin.

Agung Setyabudi: "Indonesia Terlalu Percaya Diri Menyerang"

Menanggapi kekalahan telak ini, mantan kapten Timnas Indonesia, Agung Setyabudi, mengkritik pendekatan agresif yang diterapkan Patrick Kluivert. Ia menilai skuad Garuda terlalu fokus menyerang tanpa memperkuat lini pertahanan.

"Timnas Indonesia bermain terlalu terbuka dan terlalu percaya diri dalam menyerang. Akibatnya, lini belakang jadi rentan dan mudah ditembus serangan balik lawan," ujar Agung.

Ia juga menyoroti bagaimana dua gol pertama Australia tercipta hanya dalam selisih dua menit, yakni pada menit ke-18 dan ke-20. Gol pertama lahir dari titik penalti setelah pelanggaran di kotak terlarang, sedangkan gol kedua terjadi karena pertahanan Indonesia gagal mengantisipasi pergerakan cepat lawan.

Australia Bermain Efektif dan Taktis

Di sisi lain, Agung memuji efektivitas permainan Australia. Menurutnya, tim asuhan Graham Arnold tidak terburu-buru dalam membangun serangan, melainkan lebih banyak bertahan dan menunggu celah untuk melancarkan serangan balik cepat.

"Australia lebih banyak bermain disiplin, mereka tidak terlalu agresif menyerang sejak awal. Tapi ketika mendapat kesempatan, mereka sangat efektif dan mampu mencetak lima gol," ungkapnya.

Indonesia sebenarnya sempat memberikan perlawanan di awal laga. Bahkan Jay Idzes hampir mencetak gol pada menit ketiga, tetapi usahanya digagalkan oleh kiper Australia, Mathew Ryan. Sayangnya, setelah kegagalan penalti Kevin Diks, permainan Indonesia mulai goyah dan kehilangan momentum.

Patrick Kluivert Dinilai Terlalu Berani

Menurut Agung, Patrick Kluivert terlalu percaya diri dengan strateginya dan gagal membaca permainan lawan dengan baik. Ia menilai bahwa pola permainan menyerang total yang diterapkan Kluivert justru menjadi bumerang bagi tim.

"Saya rasa Kluivert terlalu percaya diri dengan strateginya. Sejak awal pertandingan, Indonesia langsung tampil menyerang. Meskipun setiap pelatih punya taktik dan filosofi sendiri, dalam laga ini terlihat bahwa pertahanan Indonesia menjadi terlalu terbuka dan mudah dieksploitasi lawan," pungkas Agung.

Dengan kekalahan ini, Timnas Indonesia harus segera bangkit dan melakukan evaluasi sebelum menghadapi laga-laga selanjutnya di kualifikasi Piala Dunia 2026. Kesalahan dalam strategi dan eksekusi harus segera diperbaiki jika ingin menjaga peluang melaju ke putaran final turnamen bergengsi tersebut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved