Bulu Tangkis RI Minim Gelar, Taufik Hidayat Bakal Evaluasi Total!
Tanggal: 30 Jun 2025 10:17 wib.
Bulutangkis Indonesia lagi-lagi minim prestasi dalam beberapa bulan terakhir. Pada ajang bergengsi Indonesia Open 2025, tim Merah Putih gagal meraih gelar, dengan pencapaian terbaik hanya mencapai semifinal lewat pasangan Fajar Alfian dan Rian Agung Saputro. Sementara itu, satu-satunya runner-up yang berhasil didapatkan malah datang dari ganda non-Pelatnas, yakni Sabar/ Reza. Keadaan ini memicu keprihatinan di kalangan pengurus dan pecinta bulutangkis tanah air.
Taufik Hidayat, Wakil Ketua Umum I PP PBSI, merasa perlu untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Rencana evaluasi tersebut akan dilaksanakan pada Kamis, 26 Juni 2025. Taufik menegaskan bahwa evaluasi ini bukan hanya sekadar untuk atlet, tetapi juga mencakup semua elemen yang terlibat dalam program pelatihan, seperti pelatih, tim teknik, fisik, hingga bagian nutrisi dan masseur. “Kami harus melihat secara keseluruhan, dari manajemen sampai ke individu. Setiap aspek harus diperiksa agar bisa memahami apa yang kurang dan bagaimana cara mengatasinya,” ungkap Taufik.
Selama enam bulan terakhir, tim bulutangkis Indonesia hanya berhasil mengantongi dua gelar: Thailand Masters dan Taipei Open Super 300. Ini jelas bukan capaian yang memuaskan bagi negara yang telah lama dikenal sebagai raksasa bulutangkis dunia. Proses pengembangan yang dilakukan oleh Pelatnas tampak belum memberikan hasil signifikan dan diharapkan evaluasi ini dapat membawa perubahan dan perbaikan yang dibutuhkan.
Salah satu fokus dalam evaluasi adalah kondisi Rinov Rivaldy, yang baru-baru ini menyuarakan kekecewaannya atas kondisi kariernya yang terhenti. Rinov mengungkapkan bahwa perjalanan kariernya semacam berada di tempat dan tidak mengalami perkembangan. Hal ini menambah beban bagi tim, terutama ketika harus menghadapi lawan-lawan yang semakin ketat dan kompetitif di turnamen internasional.
Evaluasi yang dipimpin oleh Taufik diharapkan dapat mengidentifikasi persoalan yang terjadi di dalam tim dan menemukan solusi yang tepat. Dia menjelaskan pentingnya keterlibatan semua pihak, tidak hanya atlet, tetapi juga staf pelatih dan anggota tim lainnya. “Kita butuh sinergi yang baik antara semua bagian untuk bangkit bersama,” tambah Taufik.
Fajar dan Rian sebagai duta utama di Indonesia Open 2025, meski berhasil mencapai semifinal, harus disadari bahwa pencapaian ini belum cukup untuk menunjukkan bahwa mereka siap bersaing di level dunia. Pelatnas perlu menyiapkan strategi pelatihan yang lebih matang dan memahami karakteristik permainan lawan-lawan yang mereka hadapi. Hal ini penting agar atlet tidak hanya siap secara fisik, tetapi juga mental saat bertanding.
Sekalipun Indonesia memiliki tradisi yang kuat dalam bulutangkis, tantangan yang ada saat ini cukup besar. Negara-negara lain di Asia, seperti Jepang, Korea Selatan, dan China, terus berinvestasi dalam pengembangan atlet muda dan meningkatkan kualitas pelatihan. Oleh karena itu, ada urgensi mendesak bagi PBSI untuk mengadaptasi metode pelatihan dan manajemen yang lebih modern agar tidak tertinggal dalam persaingan global.
Melihat hasil-hasil yang dicapai, tentu semua pihak berharap evaluasi yang dipimpin oleh Taufik Hidayat dapat memberikan dampak positif bagi bulutangkis Indonesia. Penanganan yang tepat dan sistematis adalah langkah awal untuk membawa kembali kejayaan bulutangkis Merah Putih di pentas dunia.