Bologna Lebih Hidup Tanpa Thiago Motta, Vincenzo Italiano Buktikan Kelasnya
Tanggal: 19 Mar 2025 20:55 wib.
Tampang.com | Musim 2023/2024 menjadi tonggak sejarah bagi Bologna. Di bawah kepemimpinan Thiago Motta, Rossoblu berhasil finis di posisi kelima Serie A, memastikan tiket kembali ke kompetisi elite Eropa setelah penantian panjang sejak 1965.
Selain itu, Bologna juga tampil impresif di Coppa Italia, melangkah hingga perempat final sebelum tersingkir secara dramatis oleh Fiorentina lewat adu penalti. Namun, keberhasilan ini tidak bertahan lama. Memasuki musim 2024/2025, roda nasib berputar—Thiago Motta menerima tantangan baru dengan bergabung ke Juventus, sementara kursi kepelatihan Bologna diberikan kepada Vincenzo Italiano.
Pergantian ini sempat menimbulkan keraguan, terutama setelah kepergian sejumlah pemain kunci seperti Joshua Zirkzee (ke Manchester United) dan Riccardo Calafiori (ke Arsenal). Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Bologna tetap tangguh dan bahkan menunjukkan peningkatan di bawah arahan Italiano.
Kesulitan di Liga Champions, Performa Mengesankan di Domestik
Langkah Bologna di Liga Champions memang terjal. Bermain di fase liga yang diikuti 30 tim, mereka hanya mampu meraih satu kemenangan, tiga hasil imbang, dan empat kekalahan, membuat mereka finis di peringkat 28 dan tersingkir lebih awal.
Namun, kegagalan di Eropa tidak menggoyahkan mental mereka di kancah domestik. Bologna tetap tampil konsisten di Serie A dan melangkah jauh di Coppa Italia. Mereka sukses menyingkirkan Monza dan Atalanta, mengamankan tempat di semifinal, di mana mereka akan menghadapi Empoli, tim yang secara mengejutkan berhasil menyingkirkan Juventus.
Serie A Jadi Panggung Pembuktian Vincenzo Italiano
Di Serie A, Bologna menjelma menjadi tim yang semakin disegani. Hingga pekan ke-29, mereka telah mengumpulkan 53 poin dari 14 kemenangan, 11 hasil imbang, dan hanya 4 kekalahan.
Pekan ke-29 menjadi bukti sahih performa gemilang mereka. Bologna menghancurkan Lazio dengan skor telak 5-0 di Stadio Renato Dall'Ara, lewat gol-gol Jens Odgaard, Riccardo Orsolini, Dan Ndoye, Santiago Castro, dan Giovanni Fabbian.
Kemenangan telak ini terasa semakin manis karena di saat yang sama, Juventus justru mengalami dua kekalahan beruntun dari Atalanta (0-4) dan Fiorentina (0-3). Hasil tersebut membuat Bologna sukses menyalip Bianconeri dan naik ke peringkat keempat, unggul satu poin dari Juventus yang kini terlempar ke posisi kelima.
Perbandingan Statistik: Italiano vs Thiago Motta
Menariknya, performa Bologna musim ini bisa dikatakan lebih stabil dibandingkan musim lalu di bawah Motta.
Musim
Menang
Seri
Kalah
Gol
Kebobolan
Poin
Peringkat
2023/2024 (Thiago Motta)
15
9
5
42
25
54
4
2024/2025 (Vincenzo Italiano)
14
11
4
49
34
53
4
Meski hanya berbeda satu poin, Bologna musim ini terlihat lebih produktif dalam mencetak gol, dengan 49 gol dibandingkan 42 gol pada musim lalu. Namun, lini pertahanan mereka sedikit lebih rapuh, dengan 34 kebobolan dibandingkan 25 kebobolan musim sebelumnya.
Namun yang membuat statistik ini semakin mengesankan adalah fakta bahwa Bologna musim ini juga harus berbagi fokus dengan delapan pertandingan Liga Champions, yang jelas menguras tenaga para pemain.
Kesimpulan: Bologna Tidak Bergantung pada Motta
Jika ada anggapan bahwa Bologna hanya bersinar di era Thiago Motta, Vincenzo Italiano telah membuktikan sebaliknya. Dengan gaya permainan yang lebih dinamis, Rossoblu tidak hanya mampu menjaga performa, tetapi juga berkembang menjadi tim yang lebih produktif dan kompetitif.
Saat Juventus justru mengalami keterpurukan di bawah Thiago Motta, Bologna semakin membuktikan bahwa mereka bisa hidup lebih baik tanpa sosok pelatih yang sebelumnya dianggap sebagai kunci sukses tim. Kini, Bologna bukan sekadar tim kejutan, tetapi benar-benar kandidat serius dalam persaingan Serie A dan Coppa Italia.
Apakah mereka mampu mempertahankan posisi empat besar hingga akhir musim? Atau justru membuat kejutan lebih besar lagi? Yang jelas, Bologna telah berkembang menjadi kekuatan yang tidak bisa dipandang sebelah mata.