Alasan Kerugian PT Bali Bintang Sejahtera (BOLA) sebesar Rp3,71 Miliar pada Tahun 2023
Tanggal: 2 Apr 2024 08:56 wib.
PT Bali Bintang Sejahtera (BOLA), klub sepakbola yang lebih dikenal dengan Bali United, mencatatkan kerugian sebesar Rp3,71 miliar sepanjang tahun 2023. Angka tersebut jauh berbeda dengan kondisi untung sebesar Rp16,40 miliar pada tahun sebelumnya, 2022. Data tersebut tercatat dalam laporan keuangan yang dikeluarkan oleh klub tersebut.
Menurut laporan keuangan BOLA, pendapatan klub tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,39 persen dari tahun sebelumnya. Pendapatan mencapai angka fantastis sebesar Rp363,33 miliar, naik dari Rp353,13 miliar pada tahun 2022.
Klub yang berjuluk Serdadu Tridatu ini masih memperoleh pendapatan utama dari live video streaming dan rekaman video sebesar Rp111,44 miliar (turun 22,80 persen), diikuti oleh event dan promosi sebesar Rp87,36 miliar (meningkat 583,03 persen), serta sport agency sebesar Rp75,65 miliar (turun 7,65 persen).
Tak hanya itu, pendapatan dari manajemen klub juga turut menyumbang pada pendapatan klub, yakni dari sisi komersial sebesar Rp68,75 miliar (turun 28,51 persen), kontribusi sebesar Rp11,69 miliar (naik 11,39 persen), dan pertandingan sebesar Rp5,89 miliar (turun 0,61 persen). Sementara pendapatan lainnya mencapai Rp3,54 miliar (naik 46,89 persen).
Dari segmen live video streaming dan rekaman video, dominasi pendapatan ditunjukkan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebesar Rp86,18 miliar dan PT Video Rot Com sebesar Rp18,43 miliar. Sedangkan pendapatan komersial terbesar berasal dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk sebesar Rp22,61 miliar.
BOLA juga menghadapi lonjakan beban operasional sebesar 44,7 persen dari tahun sebelumnya, yaitu dari Rp327,51 miliar pada 2022 menjadi Rp473,91 miliar pada tahun lalu. Kenaikan terbesar terjadi pada remunerasi pemain dan ofisial dari Rp55,55 miliar menjadi Rp64,73 miliar; gaji dan tunjangan dari Rp45,65 miliar menjadi Rp55,24 miliar; beban talent management dari Rp141,69 juta menjadi Rp49,21 miliar; sport agency dari Rp26,52 miliar menjadi Rp42,07 miliar; perjalanan dinas dari Rp28,42 miliar menjadi Rp37,87 miliar; serta beban sewa dari Rp22,00 miliar menjadi Rp30,62 miliar.
Tak hanya itu, terdapat pula kenaikan beban pada live video streaming dan rekaman video dari Rp2,91 miliar menjadi Rp14,42 miliar; konsumsi dari Rp4,98 miliar menjadi Rp6,43 miliar; serta beban lainnya yang naik dari Rp9,47 miliar menjadi Rp13,05 miliar.
Di sisi lain, pendapatan keuangan perseroan turun dari Rp5,52 miliar menjadi Rp4,06 miliar, sedangkan beban keuangan meningkat dari Rp1,09 miliar menjadi Rp1,24 miliar.
Namun, keuntungan lain-lain justru meningkat secara signifikan dari Rp2,35 miliar menjadi Rp73,72 miliar.
Dengan demikian, laba sebelum pajaknya turun drastis menjadi Rp1,97 miliar pada tahun 2023 dari sebelumnya Rp32,40 miliar pada tahun 2022. Sementara itu, beban pajak turun menjadi Rp3,71 miliar dari sebelumnya Rp14,42 miliar.
Di sisi lain, utang Bali Bintang Sejahtera ternyata juga mengalami peningkatan dari Rp59,08 miliar menjadi Rp83,89 miliar. Utang tersebut terbagi atas liabilitas jangka pendek sebesar Rp67,49 miliar (naik dari Rp48,46 miliar) dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp16,40 miliar (naik dari Rp10,62 miliar).
Adapun ekuitas perseroan pada akhir tahun lalu turun menjadi Rp664,25 miliar dari sebelumnya Rp668,33 miliar pada akhir 2022. Sedangkan total aset BOLA naik menjadi Rp811,09 miliar dari sebelumnya Rp773,40 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa meski pendapatan klub mengalami peningkatan, namun beban operasional dan utang yang meningkat juga turut membawa dampak signifikan pada kondisi keuangan klub.