Akal Sehat Bos Ducati Tak Mungkin Kembalikan Pembalap Paling Ditakuti Marc Marquez ke MotoGP
Tanggal: 26 Jun 2024 07:53 wib.
Manager Ducati, Davide Tardozzi, membeberkan peluang mendatangkan lagi pembalap paling ditakuti Marc Marquez ke MotoGP. Pembalap paling ditakuti Marc Marquez yaitu Andrea Iannone sedang menjadi perbincangan menyusul performa menjanjikan yang ditunjukkan. Rider Italia itu sedang naik daun dengan penampilan yang dia tunjukkan bersama tim GoEleven Ducati di pentas World Superbike (WSBK). Iannone bertengger di peringkat keenam klasemen pembalap WSBK 2024 setelah merampungkan empat seri balapan sejauh ini. Tak ayal, hasil tersebut seolah membuka kembali jalan rider berusia 34 tahun itu untuk kembali bersaing pada ajang MotoGP di masa depan. Dengan memperkuat GoEleven Ducati, kans Iannone untuk dilirik dan menjadi salah satu joki Desmosedici GP di kelas utama terbuka. Meski demikian, pandangan sedikit berbeda diutarakan oleh Davide Tardozzi selaku manajer Ducati Lenovo melalui GPOne.
Tardozzi mengakui bahwa penampilan Iannone pada WSBK 2024 cukup mengesankan meski masih tertahan di peringkat keenam klasemen. Akan tetapi, MotoGP memiliki level kompetisi yang berbeda yang lebih ketat dan keras dibandingkan WSBK. "Iannone tampil sangat bagus di WSBK, tapi MotoGP adalah sebuah langkah maju," kata Tardozzi, dilansir dari laman Motosan. "Saya tidak tahu apakah setelah beberapa tahun dia masih bisa menyesuaikan dengan dirinya."
"Selain itu cara membalap juga sudah berubah dan pada saat yang sama karakteristik motor juga," imbuhnya. Memiliki rider seperti Iannone merupakan hal tersendiri mengingat dia merupakan pembalap satu-satunya yang ditakuti Marc Marquez. Baby Alien yang musim depan akan naik ke tim pabrikan Ducati dari Gresini Racing sempat dibuat ciut melawan Iannone di kelas Moto2. "Iannone adalah satu-satunya pembalap yang ditakuti Marc Marquez di Moto2," kata Tardozzi menjelaskan. "Dan dia pantas mendapatkan respek dari seorang peraih delapan gelar juara dunia," imbuhnya.
Tardozzi memastikan bahwa jika dia berada di posisi Iannone maka dia akan mencoba kembali ke MotoGP karena berpikir sebagai pembalap berbakat. Tetapi dengan menggunakan akal sehat dan dinamika paddock saat ini, Tardozzi yakin itu akan menjadi hal yang rumit. "Namun, sulit jika seorang pembalap kuat dalam balapan, dia harus percaya dan mencobanya," ucap Tardozzi. "Oleh karena itu, jika dia percaya bahwa dia kuat, dia harus mencoba," imbuhnya. Dalam perjalanannya, Iannone sempat menjadi bagian dari tim Ducati pada musim 2013 hingga 2016 bersama Andrea Dovizioso saat itu.
Dia harus rela ditendang dari ajang balap motor paling bergengsi di dunia itu pada musim 2019 saat membela Aprilia. Kasus doping membuatnya kehilangan tempat dan dengan banding yang setengah hati dia harus menjalani masa hukuman selama 4 tahun. Reputasi sebagai pembalap yang paling ditakuti Marquez benar-benar disandang Iannone setelah pengamat MotoGP Carlo Pernat memiliki kesaksiannya. "Saya tidak tahu apakah dia bisa mengalahkan Marquez, mungkin tidak," kata Pernat, dilansir dari GPOne. "Tapi harus dikatakan bahwa Marquez selalu bilang Iannone adalah satu-satunya pembalap yang ditakutinya," imbuhnya.
Pada awal 2019, Marc Marquez dan Andrea Iannone berada di urutan kedua dan ketiga di klasemen balap MotoGP. Performa keduanya memang memukau dalam beberapa balapan terakhir, menyebabkan banyak spekulasi tentang kemungkinan keduanya bergabung kembali di satu tim. Namun, Ducati yang sedang di bawah tekanan untuk memperkuat kembali tim mereka, terutama setelah kepergian Lorenzo ke Honda, masih enggan mengambil risiko dengan merekrut Iannone.
Meskipun Ducati ingin bersaing dengan Honda, Yamaha, dan tim lainnya, Tardozzi mengatakan bahwa merekrut Iannone bukanlah keputusan yang cerdas. Alasannya adalah saat ini MotoGP telah menjadi lebih kompetitif dan memiliki level persaingan yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Bahkan Marquez, yang selalu memandang Iannone sebagai lawan yang tangguh, saat ini pun juga menghadapi tantangan yang lebih berat dalam balapan. Oleh karena itu, keputusan untuk tidak merekrut kembali Iannone ke tim harus menggunakan akal sehat dan mempertimbangkan dinamika pada saat ini.
Selain itu, sejak kasus doping yang menimpa Iannone pada 2019, ia telah kehilangan momentum dan reputasinya sebagai pembalap top. Jika Iannone ingin kembali ke MotoGP, ia perlu membuktikan bahwa dirinya masih mampu bersaing di level yang tinggi. Tidak hanya secara fisik, tapi juga mental dan kematangan balapannya harus diuji kembali.
Walaupun begitu, Rossi membela teman baiknya tersebut bahwa Iannone memiliki kemampuan untuk kembali bersaing di MotoGP. "Andrea adalah pembalap yang sangat tangguh. Dia telah menunjukkan prestasi yang gemilang di WSBK dan masih memiliki potensi besar untuk bersinar di MotoGP," ujar Rossi.
Namun, Rossi juga memberikan peringatan bahwa hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Iannone harus dapat menyesuaikan diri kembali dengan kompetisi yang lebih ketat dan teknologi yang terus berkembang. Di samping itu, tim juga harus yakin bahwa mereka dapat mengembangkan motor yang cocok dengan gaya membalap Iannone.
Dengan berbagai faktor tersebut, Davide Tardozzi hanya akan merekrut kembali Iannone jika ia yakin bahwa pembalap Italia tersebut memiliki motivasi dan kemampuan yang cukup untuk kembali bersaing di level tertinggi. Tidak hanya berdasarkan pada hasrat untuk merekrut kembali pembalap yang pernah diandalkan, tetapi juga dengan mempertimbangkan kondisi dan kompetisi saat ini.