5 Pemain Gagal Liverpool yang Didatangkan pada Era Juergen Klopp
Tanggal: 20 Mei 2024 11:54 wib.
Pada era kepelatihan Juergen Klopp, Liverpool dikenal sebagai tim yang jarang melakukan kesalahan dalam hal transfer pemain, berkat strategi eksekusi berbasis data yang mereka terapkan. Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam perjalanannya, Liverpool juga mengalami beberapa kegagalan dalam mendatangkan pemain baru.
Sejak kepemimpinan Juergen Klopp, Liverpool telah menginvestasikan €928 juta atau sekitar Rp 16 triliun untuk membeli pemain. Meski begitu, mereka berhasil mendapatkan kembali sekitar Rp 10 triliun dari hasil penjualan pemain. Strategi keuangan yang dijalankan klub ini menjadikan Liverpool sebagai salah satu klub paling hemat di antara enam klub teratas. Mereka hanya menghabiskan Rp 5,9 triliun dalam sembilan tahun terakhir, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi.
Juergen Klopp mampu memimpin Liverpool dalam mewujudkan persaingan sengit dengan klub sekelas Manchester City, yang dikenal memiliki dana yang sangat besar. Hal ini menyoroti sulitnya mengalahkan monopoli dalam sepakbola modern. Meski begitu, kesuksesan juara Liga Premier yang diraih Liverpool tetap menjadi bukti prestasi yang luar biasa.
Belum bisa dipungkiri bahwa seperti klub lainnya, Liverpool juga pernah melakukan kesalahan dalam melakukan transfer pemain. Dalam kurun waktu tersebut, tidak sedikit pemain yang didatangkan ke Liverpool dalam era Juergen Klopp, namun tidak sesuai dengan harapan. Berikut adalah lima pemain Liverpool yang dapat dikategorikan sebagai kegagalan dalam perekrutan mereka:
1. Loris Karius
Pemain pertama yang menjadi sorotan adalah kiper asal Jerman, Loris Karius. Liverpool mendatangkan Karius dari Mainz 05 pada tahun 2016 dengan harapan dapat menjadi penjaga gawang yang handal. Namun, penampilan buruknya dalam laga final Liga Champions melawan Real Madrid membuatnya menjadi pemain yang disorot oleh publik. Performa buruknya di final tersebut membuat Liverpool harus kehilangan trofi yang mereka incar.
2. Christian Benteke
Striker Belgia ini didatangkan dari Aston Villa dengan biaya transfer yang cukup besar pada tahun 2015. Namun, Benteke gagal menunjukkan performa yang diharapkan. Kontribusinya dalam mencetak gol untuk Liverpool tidak sesuai dengan ekspektasi, sehingga dia akhirnya dijual ke Crystal Palace dengan harga yang lebih rendah dari saat dibeli.
3. Lazar Markovic
Markovic bergabung dengan Liverpool dari Benfica pada tahun 2014 dengan biaya transfer yang cukup tinggi. Namun, ia gagal bersinar dalam skuad The Reds dan sering kali ditempatkan sebagai pemain cadangan. Setelah beberapa kali dipinjamkan ke klub lain, Liverpool akhirnya melepasnya ke Fulham dengan status bebas transfer. Markovic bisa dianggap sebagai salah satu pemain yang tidak mampu menunjukkan potensinya di Liverpool.
4. Dominic Solanke
Liverpool mendatangkan Dominic Solanke dari Chelsea pada tahun 2017 dengan harapan mengembangkan potensi dan kualitasnya di Anfield. Sayangnya, performa Solanke tidak mampu bersaing di tengah persaingan ketat di lini depan Liverpool. Setelah gagal mendapatkan waktu bermain yang cukup, dia akhirnya dijual ke Bournemouth dengan harga yang jauh lebih rendah.
5. Sadio Mane
Ketika Liverpool mendatangkan Sadio Mane dari Southampton, ada keraguan besar terkait kemampuannya untuk beradaptasi dengan skuad The Reds. Tapi kenyataannya adalah keberhasilan besar bagi Klopp dan Liverpool. Mane berhasil memperlihatkan performa yang luar biasa di tim, terbukti dengan kontribusinya yang besar dalam memenangkan trofi Liga Premier dan Liga Champions.
Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa kesalahan dalam transfer tetap saja terjadi di setiap klub, termasuk Liverpool. Oleh karena itu, kegagalan dalam perekrutan pemain juga menjadi pembelajaran berharga bagi manajemen klub dalam melangkah ke depan. Termasuk dalam hal ini adalah evaluasi yang lebih cermat terhadap kualitas dan adaptasi pemain yang hendak didatangkan ke tim. Dengan begitu, diharapkan Liverpool dapat terus memperbaiki strategi transfer dan memperoleh pemain-pemain berkualitas untuk mencapai tujuan mereka di masa depan.