Yayasan Ar Ruzhan Milik Eks Wagub Jabar Dapat Dana Hibah Rp 45 Miliar: Sepi Aktivitas, Dipertanyakan
Tanggal: 30 Apr 2025 09:08 wib.
Tampang.com | Tasikmalaya – Yayasan Ar Ruzhan yang berdiri megah di Jalan Cilangkap, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, kini menjadi sorotan publik. Yayasan milik mantan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, tercatat menerima total dana hibah pendidikan mencapai Rp 45 miliar dalam rentang waktu 2020 hingga 2024. Meski demikian, aktivitas pendidikan di lokasi tersebut tampak minim.
Yayasan yang membawahi sejumlah lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi ini didirikan Uu saat masih menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya. Ia sempat menyatakan bahwa yayasan ini akan menjadi tempat pengabdiannya setelah pensiun dari dunia politik.
Bangunan Berdiri Megah di Lembah, Namun Sepi Kegiatan
Dari pantauan Kompas.com pada Selasa (29/4/2025), kompleks Yayasan Ar Ruzhan berdiri di atas lahan luas di pinggir Jalan Raya Manonjaya–Ciamis via Cimaragas. Deretan bangunan bertingkat tiga tampak mendominasi pemandangan dengan dominasi warna putih-ungu, menggantikan warna hijau-putih yang dahulu melambangkan partai politik Uu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Namun, di balik megahnya bangunan, suasana kompleks terlihat lengang. Tidak tampak aktivitas belajar mengajar yang lazim ditemukan di lingkungan pendidikan. Bahkan, di depan Gedung Rektorat Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ar Ruzhan, rumput liar tumbuh subur tak terurus.
Salah satu ruang kelas tampak kosong dengan kursi-kursi besi melingkar tanpa meja. Papan tulis putih menempel di dinding, namun tidak ada tanda-tanda kegiatan sedang berlangsung.
Dana Hibah Mengalir Besar di Tengah Kritik Penyaluran Tak Merata
Dari dokumen yang diperoleh media, Yayasan Ar Ruzhan menerima dana hibah dari Pemprov Jawa Barat secara konsisten dalam empat tahun terakhir. Pada 2020, dua SMK di bawah yayasan ini menerima dana Rp 59 juta dan Rp 600 juta. Total keseluruhan hibah yang masuk ke yayasan ini mencapai Rp 45 miliar.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar, terutama setelah Gubernur Jawa Barat saat ini, Dedi Mulyadi, memutuskan mengevaluasi dan menghentikan sementara penyaluran dana hibah keagamaan. Dedi menilai selama ini bantuan cenderung diberikan kepada yayasan-yayasan yang memiliki kedekatan politik, sementara lembaga kecil yang benar-benar membutuhkan justru terabaikan.
Audit Menyeluruh dan Langkah Korektif Pemprov Jabar
Merespons temuan tersebut, Dedi Mulyadi menyatakan akan melakukan audit investigatif terhadap semua penerima hibah, terutama lembaga pendidikan berbasis keagamaan. “Ke depan, bantuan harus diberikan berdasarkan kebutuhan dan dampak pembangunan, bukan karena kedekatan politik,” tegas Dedi.
Langkah ini diambil menyusul dugaan adanya yayasan "bodong" yang juga menerima dana hibah tanpa melalui verifikasi yang layak. Dalam konteks ini, keberadaan Yayasan Ar Ruzhan dengan aktivitas minim namun dana melimpah menjadi contoh yang disorot tajam.
Masa Depan Yayasan dalam Sorotan
Yayasan Ar Ruzhan memang dibangun dengan tujuan mulia, yakni menyediakan pendidikan bagi masyarakat sekitar Manonjaya. Namun, dengan minimnya aktivitas, pertanyaan soal efektivitas pemanfaatan anggaran publik pun muncul. Apakah lembaga ini mampu merealisasikan misinya, atau justru menjadi simbol dari penyalahgunaan skema bantuan pemerintah?
Masyarakat kini menanti hasil audit dan tindakan tegas pemerintah sebagai bentuk akuntabilitas dalam pengelolaan dana publik di sektor pendidikan.