Sumber foto: website

Warga di Flores Timur Panik Diterjang Banjir Lahar Dingin Gunung Lewotobi Laki-Laki

Tanggal: 5 Agu 2024 09:33 wib.
Warga Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura dan warga Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, dikejutkan dengan terjangan banjir yang melumpuri kawasan pemukiman mereka pada Sabtu (27/7/2024), sekitar pukul 16.00 WITA. Kejadian ini membuat kepanikan dan kegaduhan di antara warga, terutama ketika hujan yang turun tidak begitu lebat.

Banjir yang deras berasal dari Gunung Lewotobi Laki-Laki membuat warga di Dusun Tuakwiki dan Dusun Duri, Desa Dulipali, langsung melakukan persiapan evakuasi untuk menghadapi kemungkinan terburuk akibat banjir lahar dingin yang semakin meluas. Setelah sekitar sejam, aliran banjir perlahan mereda, namun material yang terseret oleh banjir meninggalkan jejak yang perlu dibersihkan.

Pemerintah Kabupaten Flores Timur juga turut memantau keadaan di wilayah pemukiman Dulipali, menyusuri ruas-ruas yang terdampak oleh banjir tersebut. Hal serupa juga terjadi di Dusun B Desa Klatanlo dan sekitarnya, di mana genangan banjir mulai mengering, namun meninggalkan lumpur tebal di sejumlah jalan dan halaman penduduk.

Saat ini, warga masih tetap waspada di lokasi terdampak banjir lahar dingin karena hujan di puncak gunung masih berlangsung, meningkatkan potensi terjadinya banjir susulan. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bagi warga sekitar dan memerlukan kewaspadaan lebih lanjut.

Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ile Bura merupakan wilayah yang rawan akan bencana alam, terutama banjir lahar dingin yang berasal dari Gunung Lewotobi Laki-Laki. Sebagai langkah preventif, masyarakat setempat perlu terus menerus melakukan pemantauan terhadap aktivitas gunung dan memahami rencana evakuasi jika terjadi ancaman yang lebih serius.

Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, kejadian ini menjadi salah satu dari serangkaian peristiwa bencana alam yang kerap melanda wilayah ini. Berbagai langkah penanggulangan telah diimplementasikan, namun reaksi masyarakat tetap menjadi kunci utama dalam menghadapi situasi darurat seperti ini.

Upaya untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan masyarakat akan bencana alam adalah hal yang penting. Melalui sosialisasi dan pelatihan, masyarakat bisa belajar cara menghadapi bencana, termasuk persiapan evakuasi dan pertolongan pertama. Ini akan membantu menjaga keselamatan dan kesejahteraan bersama ketika bencana datang.

Selain itu, peningkatan kerja sama antara pemerintah, aparat terkait, dan masyarakat juga perlu terus ditingkatkan. Hal ini mencakup adanya sinyal peringatan dini yang lebih efektif dan sistem evakuasi yang terorganisir dengan baik. Dalam menghadapi bencana alam, kolaborasi antar semua pihak akan mempercepat respons dan mengurangi risiko yang mungkin terjadi.

Kondisi geografis wilayah Nusa Tenggara Timur yang berada di zona Cincin Api Pasifik menjadikannya rentan terhadap beragam bencana alam, termasuk gempa bumi, letusan gunung, banjir, dan tanah longsor. Oleh karena itu, penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana alam harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan wilayah ini.

Peningkatan inklusi pendidikan mengenai mitigasi bencana alam bisa dilakukan melalui kurikulum sekolah, pelatihan komunitas, dan penyediaan informasi yang mudah diakses oleh masyarakat. Pertumbuhan kesadaran akan bahaya alam di kalangan masyarakat akan membantu mengurangi tingkat kerentanan dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi situasi darurat.

Keterlibatan aktif masyarakat dalam perencanaan mitigasi dan tanggap darurat juga perlu diperkuat. Partisipasi aktif dalam mengidentifikasi risiko, menetapkan jalur evakuasi, dan menyusun rencana tanggap darurat akan memperkuat kebersamaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved