Wamenpar Dorong Mahasiswa Jadi Agen Wisata Gastronomi Nusantara
Tanggal: 22 Agu 2025 08:13 wib.
Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh, mengajak mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk menjadi garda terdepan dalam membangun wisata gastronomi Indonesia. Menurutnya, mahasiswa memiliki peran penting sebagai aktor utama yang mampu melahirkan inovasi, riset, dan dedikasi guna memperkuat identitas bangsa lewat kuliner. Hal itu ia sampaikan saat memberikan kuliah umum bersama Poltekpar di lingkungan Kemenpar pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2025/2026. Ia menekankan bahwa gastronomi bukan sekadar pengalaman kuliner, melainkan telah menjadi kekuatan budaya sekaligus motor penggerak ekonomi.
Setiap sajian Nusantara, lanjutnya, bukan hanya menghadirkan cita rasa, tetapi juga menyimpan narasi panjang mulai dari proses budidaya bahan pangan, distribusi, cara memasak, hingga penyajiannya yang penuh makna. Rempah menjadi salah satu ciri khas utama kuliner Indonesia yang dianggap sebagai DNA bangsa. Setiap daerah memiliki karakteristik rasa dan bumbu yang unik sehingga kuliner Nusantara tidak hanya menjadi santapan, tetapi juga wujud dari pernyataan budaya.
Berdasarkan data Food and Fertilizer Technology Center for the Asian and Pacific Region, nilai ekspor rempah Indonesia sepanjang 2016–2020 rata-rata mencapai 589 juta dolar AS per tahun dengan pertumbuhan 5,63 persen. Indonesia bahkan menempati peringkat keempat dunia sebagai produsen rempah dengan pangsa pasar global sebesar 10,1 persen. Ke depan, pemerintah menargetkan perluasan ekspor dengan memprioritaskan komoditas strategis dan membuka akses ke 20 negara pengimpor utama.
Wamenpar menegaskan bahwa pengembangan gastronomi tidak bisa dipandang hanya dari sisi kuliner semata, melainkan harus terintegrasi dengan strategi besar pariwisata nasional. Untuk itu, Kementerian Pariwisata telah merumuskan lima program unggulan pada 2025, di antaranya Pariwisata Naik Kelas dan Desa Wisata, yang erat kaitannya dengan gastronomi.
Selain itu, Indonesia juga bekerja sama dengan UN Tourism dan Pemerintah Kabupaten Gianyar untuk menjadikan Ubud sebagai prototipe destinasi gastronomi dunia. Melalui program Indonesia Spice Up The World, kuliner dan rempah Nusantara dipromosikan ke pasar global. Diplomasi rasa juga digerakkan lewat inisiatif Wonderful Indonesia Gourmet bersama Kementerian Luar Negeri. Bahkan, pada 2025 mendatang akan digelar Barista Innovation Challenge tingkat Asia Tenggara sebagai ajang promosi kopi lokal Indonesia.
Ni Luh menutup pesannya dengan mengajak generasi muda untuk bersama-sama membangun destinasi gastronomi yang autentik, berkelanjutan, dan berdaya saing global. “Mari kita posisikan Indonesia sebagai kekuatan kuliner dunia,” ujarnya.