Waktu Liburan Sekolah: Kesempatan Emas untuk Aktivitas Bermakna Tanpa Gadget
Tanggal: 30 Jun 2025 10:45 wib.
Masa libur sekolah seharusnya dimanfaatkan dengan bijak oleh anak-anak untuk menjalani aktivitas yang penuh makna, alih-alih hanya menghabiskan waktu dengan terpaku pada layar gadget. Psikolog dari Universitas Gadjah Mada, Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D, menekankan bahwa peran orang tua sangat krusial untuk memastikan anak-anak terlibat dalam kegiatan yang positif selama periode ini.
“Libur adalah saat yang tepat bagi orang tua untuk berdiskusi dengan anak-anak tentang rencana kegiatan mereka. Ini merupakan kesempatan untuk memperkuat ikatan dalam keluarga,” tuturnya saat diwawancara oleh ANTARA di Jakarta. Dia menekankan pentingnya keterlibatan aktif orang tua dalam merencanakan pengalaman yang menyenangkan dan edukatif.
Novi menyarankan beberapa aktivitas sederhana tetapi penuh makna yang dapat dilakukan bersama keluarga, seperti memasak hidangan baru, menonton film favorit, berolahraga, atau melakukan aktivitas luar ruangan seperti memancing dan mendaki gunung. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya membantu membangun hubungan emosional yang kuat, tetapi juga memungkinkan anak untuk melatih keterampilan sosial mereka secara langsung.
Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa liburan adalah kesempatan bagi anak-anak untuk mengeksplorasi minat dan hobi mereka. Misalnya, mengikuti kelas yang menarik seperti memanah, pelajaran musik, atau berbagai jenis olahraga. Kesempatan ini dapat memberikan pengalaman baru yang berharga dan membentuk kepribadian mereka.
Liburan juga merupakan waktu ideal bagi anak-anak untuk menghabiskan waktu dengan anggota keluarga yang lebih tua seperti kakek, nenek, dan sepupu. Dengan cara ini, mereka dapat belajar nilai-nilai sosial yang beragam dan meningkatkan kemampuan beradaptasi dalam lingkungan yang berbeda.
“Anak-anak juga dapat diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, yang dapat memperluas wawasan dan membangkitkan rasa empati mereka pada lingkungan sekitar,” tambah Novi.
Ketika berbicara tentang penggunaan gadget, Novi mengingatkan pentingnya kesepakatan bersama antara orang tua dan anak. Disarankan agar penggunaan gadget dibatasi maksimal tiga jam per hari selama liburan, sehingga anak-anak bisa menikmati waktu berkualitas bersama keluarga dan menjelajahi lingkungan mereka.
Dia memberikan peringatan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai Brain Rot, yaitu penurunan fungsi otak secara bertahap akibat paparan berlebihan terhadap layar.
Secara fisik, anak-anak akan menjadi lebih tidak aktif, berisiko mengalami masalah kesehatan seperti miopi, gangguan pada tulang belakang, dan bahkan kemungkinan mengalami obesitas serta risiko penyakit jantung.
Dalam aspek kognitif, anak-anak bisa kehilangan fokus, kreativitas, dan kemampuan untuk memecahkan masalah, yang dapat membuat mereka enggan berpikir. Lebih jauh lagi, dampak negatif dari penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat dirasakan dalam aspek emosional dan sosial. Anak-anak bisa menjadi lebih cemas, mudah marah, dan enggan berinteraksi dengan orang lain.
Sebagai alternatif solusi, Novi merekomendasikan agar anak-anak diminta untuk menulis jurnal liburan secara manual. Ini tidak hanya melatih keterampilan sensorik dan motorik, tetapi juga membantu mereka untuk membangun kemampuan refleksi dan berpikir secara kritis.
“Momen liburan seharusnya menjadi kesempatan untuk mengembangkan diri dan memperkuat relasi sosial, bukan sekadar waktu yang dibuang dengan aktivitas pasif di depan layar,” ungkapnya.