Sumber foto: google

Viral Wisatawan Mengeluh Kena Getok Harga di Labuan Bajo

Tanggal: 9 Jun 2024 06:40 wib.
Belakangan ini, media sosial diramaikan dengan keluhan dari sejumlah wisatawan yang mengunjungi Labuan Bajo. Seorang wisatawan mengeluh "dipalak" saat makan di Kampung Ujung, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Melalui unggahan Instagram-nya,30 Mei 2024, ia mengungkap "harga tidak wajar" yang dibayar untuk makan berempat.

Seorang pedagang di Kampung Ujung yang menolak diungkap identitasnya mengatakan bahwa penjual yang dimaksud di video itu mengakui jeruk murni yang disajikannya berukuran sekitar 18 oz. "Memang tidak ada kesepakatan harga di awal transaksi, sehingga pembeli merasa dipalak," katanya. Menurut dia, tidak wajar segelas jeruk murni dihargai Rp50 ribu. Pedagang itu menjelaskan, harga jeruk madu di pasar Rp25 ribu per kg, dan Rp30 ribu per kg bila membelinya di dekat kios. "Sepertinya penjual ini tidak belanja ke pasar belanja, makanya dikenakan (harga jeruk madu) Rp30 ribu per kg," ia melanjutkan.

Sebagian besar wisatawan yang mengeluhkan kena getok harga di Labuan Bajo mengaku bahwa praktek ini membuat mereka merasa terganggu dan merugikan. "Untuk dipahami," ia menambahkan. "Sembilan puluh persen buah dan sayur didatangkan dari luar Labuan Bajo. Bisa dari Bajawa, Ende, dan Maumere untuk sesama Flores. Lalu, dari luar NTT dari Bima NTB, Lombok, Bali, dan Jawa Timur." Mereka menyayangkan fakta bahwa kunjungan mereka ke destinasi wisata yang seharusnya menjadi pengalaman menyenangkan justru diwarnai oleh masalah harga yang tidak terkendali.

Salah satu faktor penyebab tingginya harga di Labuan Bajo adalah karena naiknya harga jeruk madu di pasar. Seiring dengan populernya Labuan Bajo sebagai tujuan wisata, permintaan akan berbagai jenis layanan dan produk turut meningkat, yang pada gilirannya mendorong para pelaku usaha untuk menaikkan harga secara tak proporsional.

Selain itu, kurangnya regulasi dan pendampingan dari pihak berwenang juga dianggap sebagai pemicu terjadinya praktek getok harga di Labuan Bajo. Beberapa wisatawan mengkritik lemahnya pengawasan terhadap praktik bisnis yang curang dan merugikan bagi wisatawan. Mereka berpendapat bahwa pemerintah setempat perlu turut campur tangan untuk menegakkan standar harga yang wajar dan melindungi hak-hak konsumen.

Untuk menanggulangi masalah getok harga di Labuan Bajo, langkah-langkah konkret perlu diambil. Pertama-tama, pemerintah daerah setempat perlu melakukan pengawasan terhadap praktek harga yang tidak masuk akal, serta memberlakukan regulasi yang mengatur penetapan harga secara adil dan transparan. Selain itu, pendampingan dan edukasi kepada pelaku usaha wisata juga diperlukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya memberlakukan harga yang wajar dan tidak merugikan konsumen.

Selain upaya dari pihak pemerintah, peran serta masyarakat dalam memberikan informasi dan review mengenai harga-harga yang berlaku di Labuan Bajo juga dapat membantu wisatawan lain untuk mempersiapkan budget yang sesuai saat berkunjung ke destinasi tersebut. Dengan adanya kesadaran kolektif mengenai pentingnya harga yang adil, diharapkan praktek getok harga di Labuan Bajo dapat diatasi secara bertahap.

Praktek getok harga yang merugikan wisatawan di Labuan Bajo perlu segera mendapat perhatian serius dari pihak terkait. Melalui langkah-langkah konkret dan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, diharapkan masalah ini dapat segera teratasi sehingga Labuan Bajo tetap menjadi destinasi wisata yang ramah dan menyenangkan bagi semua pengunjungnya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved