Sumber foto: website

Viral Kongres di Palembang Ricuh, BPH PB PMII Berikan Pernyataan Sikap

Tanggal: 16 Agu 2024 21:42 wib.
Kongres Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) XXI di tempat pertandingan JSC Palembang, GOR Dempo Jakabaring Sport City, tidak berjalan lancar. Ricuh dan kerusuhan terjadi, bahkan peserta saling lempar kursi, peristiwa ini kemudian menjadi viral di media sosial.

Badan Pengurus Harian Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (BPH PB PMII) mengeluarkan pernyataan sikap resmi terkait insiden tersebut.

Salah satu perwakilan, BPH PB PMII Panji, mengatakan, “Pelaksanaan pleno kongres PMII XXI tidak berjalan sesuai dengan konstitusi yang berlaku.” Panji juga menyoroti forum pleno kongres yang tidak dipimpin oleh pimpinan sidang tetap sebagaimana yang telah disepakati dalam pleno BPH PB PMII pada 28 April 2024.

Menurutnya, hal ini melanggar ketentuan yang telah disepakati dan mengganggu kelancaran pelaksanaan siding. Panji juga menambahkan, “Tak hanya itu, forum pleno juga tidak memenuhi quorum yang ditetapkan, serta mengabaikan pendapat-pendapat peserta kongres”. Keberadaan quorum yang tidak terpenuhi, kata dia, dapat mempengaruhi validitas keputusan yang diambil dan menunjukkan kurangnya representasi dari seluruh anggota.

BPH PMII juga menyatakan bahwa laporan pertanggungjawaban kepengurusan tidak sesuai dengan prosedur transparansi dan akuntabilitas. Oleh karena itu, BPH PB PMII meminta ketua umum untuk bertanggungjawab penuh terhadap semua persoalan yang terjadi selama pelaksanaan Kongres Ke-21 tersebut.

Kongres adalah sebuah forum penting bagi suatu organisasi untuk mengambil keputusan dan menetapkan arah masa depan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa proses kongres berlangsung sesuai dengan aturan dan etika yang berlaku.

Dalam hal ini, pelaksanaan kongres PMII XXI di Palembang menjadi kontroversi karena insiden kerusuhan dan pelanggaran prosedur yang terjadi. Hal ini menunjukkan adanya ketidakstabilan dan ketidakseimbangan dalam pengelolaan serta pelaksanaan kongres yang seharusnya menjadi wadah untuk menyatukan pandangan dan mengambil keputusan dengan penuh tanggung jawab.

Disisi lain, media sosial juga memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi mengenai insiden pada kongres PMII XXI ini. Dengan adanya kejadian tersebut yang viral di media sosial, maka para pemimpin PMII harus memberikan pernyataan sikap resmi dan melakukan tindakan yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Selain itu, sebagai organisasi mahasiswa yang memiliki komitmen terhadap kejujuran, transparansi, dan akuntabilitas, PMII seharusnya mampu menyelesaikan permasalahan internalnya secara tegas dan terbuka. Kepentingan anggota dan reputasi organisasi harus diutamakan dalam setiap keputusan yang diambil.

Kongres yang berjalan tidak sesuai dengan aturan dapat merugikan semua pihak yang terlibat, baik secara internal maupun eksternal. Oleh karena itu, penyelesaian yang transparan dan tepat waktu perlu dilakukan untuk memulihkan kepercayaan anggota dan masyarakat terhadap PMII sebagai organisasi mahasiswa yang memiliki peran strategis dalam masyarakat.

Sebagai organisasi mahasiswa yang besar dan memiliki dampak yang signifikan dalam membangun karakter dan kepemimpinan generasi muda, PMII harus dapat menunjukkan teladan yang baik dalam penyelesaian konflik dan permasalahan internal. Hal ini akan menjadi contoh bagi organisasi mahasiswa lainnya dalam penanganan konflik internal serta menegakkan prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan dalam pengambilan keputusan.

Pernyataan sikap dan tindakan yang diambil oleh BPH PB PMII merupakan langkah awal untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada kongres PMII XXI di Palembang. Namun, langkah nyata lebih lanjut, seperti pembentukan tim investigasi independen dan keterlibatan aktif seluruh anggota dalam proses penyelesaian, perlu dilakukan untuk memastikan bahwa konflik dan pelanggaran prosedur dapat diselesaikan dengan adil dan transparan.

Sebagai organisasi yang berkembang dan memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan politik di Indonesia, PMII harus mampu mengelola konflik internal dengan bijaksana dan profesional. Dukungan dari semua pihak, termasuk pihak eksternal serta alumni, juga akan menjadi kunci dalam menyelesaikan perselisihan dan memperbaiki tatanan internal organisasi.

Dalam situasi yang menegangkan seperti ini, keberadaan pernyataan sikap dan komitmen yang tegas dari pimpinan organisasi menjadi sangat penting. Hal ini akan menunjukkan bahwa PMII serius dalam menangani konflik dan permasalahan internal serta siap untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan demi memastikan keadilan, transparansi, dan keberlanjutan organisasi.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved