Viral Detik-Detik Pria Bunuh Diri dengan Lompat dari Tower 80 Meter
Tanggal: 20 Nov 2024 12:06 wib.
Pada era digital ini, media sosial telah menjadi sarana yang memperluas jangkauan informasi secara cepat, termasuk informasi tragis. Salah satu yang baru-baru ini menggegerkan media sosial adalah aksi nekat seorang pria yang bunuh diri dengan cara melompat dari sebuah tower setinggi 80 meter. Detik-detik kejadian yang tertangkap dalam rekaman video warga tersebut menunjukkan keputusasaan yang mendalam dari sang pria. Pria tersebut dikenal dengan inisial ADS (35) dan berasal dari Kabupaten Lebong, Bengkulu. Aksi bunuh dirinya diduga dikaitkan dengan kondisi depresi yang dialaminya setelah kehilangan ibunya sekitar dua tahun yang lalu.
Kejadian tragis ini dimulai ketika seorang warga melihat ADS berada di atas tower yang terletak di Kelurahan Embong Panjang, Lebong. Warga tersebut segera memberitahu saudari korban yang juga mendatangi lokasi tersebut. Namun, upaya untuk membujuk ADS agar turun dari tower tersebut tidak membuahkan hasil. Tanpa ragu, ADS pun melompat dari atas tower dan mendarat di pagar kawat sebelum terbanting ke lantai semen, menyebabkan cedera yang sangat serius.
Kapolres Lebong, AKBP Awilzan, menyatakan bahwa meskipun sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawa ADS sudah tidak dapat tertolong. Motif dari aksi bunuh diri ini diketahui berasal dari kondisi depresi yang diderita ADS akibat kematian ibunya dua tahun lalu.
Kematian ADS merupakan salah satu contoh dari dampak serius yang ditimbulkan oleh depresi. Depresi adalah gangguan mental yang bisa menyebabkan perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat atau kesenangan dalam kegiatan sehari-hari, perubahan nafsu makan atau berat badan, sulit tidur atau tidur terlalu banyak, kegelisahan, ketidakmampuan berkonsentrasi, serta pemikiran untuk bunuh diri. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), depresi merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, terutama pada kelompok usia produktif.
Di Indonesia sendiri, prevalensi gangguan mental, termasuk depresi, cukup tinggi. Menurut hasil riset Kementerian Kesehatan, kasus gangguan mental di Indonesia terus mengalami peningkatan, dengan sekitar 17% atau sekitar 45 juta penduduk Indonesia yang mengalami gangguan mental. Namun, hanya sekitar 700-800 rumah sakit jiwa yang ada, dengan kapasitas yang terbatas, menyebabkan akses layanan kesehatan mental yang masih terbatas pula.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, lembaga kesehatan, dan media sosial. Pemerintah perlu meningkatkan alokasi anggaran untuk layanan kesehatan mental, termasuk menyediakan layanan kesehatan mental yang terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat. Selain itu, masyarakat juga perlu didorong untuk memahami pentingnya kesehatan mental, menghilangkan stigma negatif terhadap gangguan mental, serta memberikan dukungan kepada individu yang mengalami gangguan mental.
Lembaga kesehatan juga dapat berperan dalam meningkatkan edukasi masyarakat terkait gangguan mental dan pencegahan bunuh diri. Selain itu, media sosial juga dapat berperan dalam menyebarkan informasi yang akurat terkait gangguan mental serta memberikan dukungan kepada individu yang membutuhkan. Dalam hal ini, upaya pencegahan konten negatif yang berkaitan dengan tindakan bunuh diri perlu ditingkatkan, sementara konten yang memberikan informasi dan dukungan terhadap kesehatan mental perlu lebih dipromosikan.
Dengan upaya bersama dari berbagai pihak, diharapkan kasus seperti kematian ADS dapat dihindari di masa depan. Memberikan perhatian pada kesehatan mental bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi tanggung jawab bersama sebagai masyarakat yang peduli satu sama lain. Dalam kondisi yang semakin kompleks dan penuh tekanan seperti saat ini, penting untuk memperkuat dukungan terhadap kesehatan mental, sehingga dapat mencegah lebih banyak tragedi yang tidak perlu terjadi. Selamatkan satu jiwa, dan kita sudah membantu menyelamatkan sebagian dunia.