Sumber foto: Google

Vape Dilarang, Rokok Dibatasi—Masyarakat Tapi Kabut Masih aja Tebel sama Polusi

Tanggal: 30 Apr 2025 19:07 wib.
Tampang.com | Setelah sejumlah kota besar mulai melarang penggunaan rokok elektrik dan membatasi area merokok, publik kini disarankan untuk beralih ke aktivitas yang lebih sehat dan ramah lingkungan: seperti menarik napas dalam-dalam di tengah kemacetan, polusi, dan debu proyek infrastruktur.

Dilarang Merokok, Dilarang Ngevape, Dilarang Nafas?

Pemerintah kota gencar melakukan pembatasan terhadap rokok konvensional dan vape, dengan dalih menjaga kualitas udara dan kesehatan masyarakat.
Tapi ironisnya, asap kendaraan, pembakaran sampah liar, dan debu bangunan tetap dibiarkan merajalela.


“Kami ingin udara bersih, oleh karena itu dilarang ngevape di tempat umum.
Soal polusi dari 10.000 motor, ya itu lain urusan,”
ujar seorang pejabat dengan ekspresi khusyuk di depan pabrik.


Ganti Nikotin dengan Polusi Gratis

Larangan ini menuai respons sarkastik dari masyarakat. Banyak yang bingung harus menghisap apa untuk menenangkan pikiran di tengah tekanan hidup.


“Kalau rokok dilarang, vape juga dilarang, yaudah hisap debu bangunan aja. Gratis kok,”
tulis salah satu netizen.


Kota Tanpa Asap Rokok, Tapi Masih Berkabut PM2.5

Kota-kota yang mengklaim sebagai zona bebas rokok kini bangga memamerkan udara yang katanya lebih bersih, meski kenyataannya indeks kualitas udara masih merah tiap pagi.


“Udara kita kini bebas nikotin! Tapi penuh karbon monoksida dan kenangan macet,”
ujar petugas dinas lingkungan hidup sambil menghirup bau solar.


Alternatif Sehat: Meditasi di Trotoar Retak

Sebagai solusi, warga disarankan mengganti rokok dengan meditasi pernapasan. Namun, karena taman kota minim dan trotoar bolong-bolong, tempat terbaik untuk meditasi adalah di bawah flyover sambil mendengarkan klakson truk.

Rangkuman Solusi Pemerintah



Larang vape


Batasi rokok


Biarkan asap kendaraan


Debu proyek? Anggap aromaterapi

Copyright © Tampang.com
All rights reserved