Utang Baru Capai Rp 304 Triliun, Pemerintah Siapkan Dim Sum dan Kangaroo Bond

Tanggal: 26 Mei 2025 12:16 wib.
Hingga 30 April 2025, pemerintah Indonesia telah menarik utang baru dengan total mencapai Rp 304 triliun. Angka ini mencerminkan sekitar 39,2 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditetapkan sebesar Rp 775,9 triliun. Dengan perkembangan ini, pemerintah menunjukkan bahwa pembiayaan yang dilakukan berada dalam jalur yang sesuai dan berkinerja baik.

Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, dalam konferensi pers APBN KiTa untuk edisi Mei 2025, mengungkapkan bahwa kinerja pembiayaan saat ini menunjukkan dukungan yang kuat dari langkah-langkah mitigasi risiko yang disiplin. “Ini artinya, pembiayaan kita berjalan sesuai rencana dan menunjukkan potensi yang baik. Upaya pemenuhan target pembiayaan dilakukan melalui berbagai bentuk mitigasi risiko, termasuk pengadaan pembiayaan utang dengan cara yang hati-hati,” jelas Thomas.

Mitigasi risiko ini dilakukan lewat strategi prefunding, penyediaan buffer kas yang memadai, dan pengelolaan kas dan utang yang proaktif. Pemerintah juga melakukan pengaturan waktu, volume, jenis instrumen yang diterbitkan, serta kombinasi mata uang dengan fleksibilitas yang terukur. Langkah-langkah ini sangat penting untuk menjaga stabilitas keuangan negara di tengah kondisi ekonomi yang dinamis.

Dalam upaya meningkatkan sumber pembiayaan, pemerintah kini sedang mempertimbangkan penerbitan obligasi global, antara lain dalam bentuk Dim Sum Bond yang menggunakan mata uang Renminbi, dan Kangaroo Bond dengan denominasi Dolar Australia. Thomas menjelaskan lebih lanjut, “Dim Sum Bond adalah obligasi yang diterbitkan dalam Yuan di luar China, sedangkan Kangaroo Bond diterbitkan oleh pihak dari luar Australia di pasar obligasi Australia.”

Pemerintah juga tidak hanya bergantung pada penerbitan obligasi baru, namun juga mengamati respons pasar terhadap lelang Surat Utang Negara (SUN) yang menunjukkan minat yang tinggi dari investor. Total penawaran yang masuk mencapai Rp 108 triliun, yang merupakan angka tertinggi sejak Agustus 2023. Hal ini menunjukkan kepercayaan pasar yang tetap kokoh terhadap obligasi Indonesia.

Dalam rangka memperluas sumber pembiayaan, pemerintah menambah variasi instrumen dengan menerbitkan Samurai Bond senilai 103,2 miliar yen, setara dengan sekitar 725 juta Dolar Amerika Serikat. Samurai Bond ini diterbitkan dalam lima tenor, di mana setiap tenor memiliki kupon yang bervariasi sebagai berikut: 3 tahun dengan kupon 1,56 persen, 5 tahun di 1,87 persen, 7 tahun dengan 2,05 persen, 10 tahun di 2,35 persen, dan tenor 20 tahun di 3,26 persen. 

Penting untuk dicatat bahwa khusus untuk tenor 20 tahun, obligasi ini diterbitkan dengan format Blue Bonds. Thomas menjelaskan bahwa Blue Bonds merupakan jenis penerbitan obligasi yang mengikuti prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dan berfokus pada keberlanjutan, terutama yang berkaitan dengan aspek kelautan dan air. Melalui berbagai langkah ini, diharapkan pemerintah dapat menjaga keseimbangan fiskal sambil tetap menjawab tantangan ekonomi yang ada.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved