Sumber foto: Google

Urbanisasi Tanpa Kendali, Kota-Kota Besar Kian Sesak dan Tak Manusiawi!

Tanggal: 11 Mei 2025 09:51 wib.
Tampang.com | Perpindahan penduduk dari desa ke kota terus meningkat setiap tahun. Fenomena urbanisasi ini mempercepat pertumbuhan kota, tapi juga menimbulkan dampak serius: pemukiman padat, kawasan kumuh, dan tekanan tinggi pada infrastruktur dasar. Jakarta, Bekasi, Bandung, hingga Makassar kini mengalami ledakan populasi yang tidak sebanding dengan kapasitas tata ruangnya.

Kawasan Kumuh Tumbuh Lebih Cepat dari Apartemen

Alih-alih memperluas hunian layak, kota-kota besar justru menyaksikan lonjakan pemukiman informal. Warga yang tak mampu beli rumah atau sewa apartemen memilih tinggal di bantaran sungai, kolong jalan, atau lahan kosong ilegal.

“Bukan salah warga sepenuhnya. Pemerintah belum menyiapkan perumahan rakyat yang layak dan terjangkau,” ujar Nunung Rahayu, peneliti tata kota dari Universitas Gadjah Mada.

Infrastruktur Tak Mampu Mengimbangi Lonjakan Penduduk

Kepadatan penduduk yang tinggi membuat layanan dasar seperti air bersih, listrik, dan transportasi umum menjadi terbatas. Kemacetan, banjir, dan penumpukan sampah menjadi pemandangan sehari-hari yang belum teratasi secara sistemik.

“Kota menjadi tempat bertahan hidup, bukan tempat tinggal yang nyaman. Ini tanda ada yang salah dalam perencanaan jangka panjang,” kata Nunung.

Minimnya Kebijakan Penyebaran Pusat Ekonomi

Urbanisasi sering terjadi karena ketimpangan pembangunan. Banyak warga desa pindah ke kota besar karena lapangan kerja dan fasilitas umum lebih tersedia di sana. Namun tanpa kebijakan yang menyebarkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ke daerah, arus urbanisasi sulit dikendalikan.

“Pembangunan harus didorong ke daerah, bukan sekadar membendung urbanisasi. Kita perlu kota menengah yang berkembang merata,” tambahnya.

Solusi: Penataan Ulang, Bukan Penggusuran

Pemerintah seringkali memilih jalan pintas seperti penggusuran paksa, yang justru memperburuk kondisi sosial. Alih-alih itu, perlu ada penataan ulang wilayah kota berbasis hak masyarakat dan konsep kota inklusif.

“Kalau kota terus dibentuk untuk segelintir elite, urbanisasi hanya akan melahirkan konflik dan ketimpangan yang makin dalam,” tegas Nunung.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved