Urbanisasi Tak Terkendali, Desa Terus Kosong, Kota Semakin Sesak!
Tanggal: 17 Mei 2025 14:04 wib.
Tampang.com | Urbanisasi menjadi fenomena yang tak terbendung dari tahun ke tahun. Penduduk terus berbondong-bondong menuju kota besar dengan harapan hidup lebih baik. Namun, ketidaksiapan infrastruktur dan layanan publik di kota justru memunculkan masalah baru, sementara desa-desa kehilangan daya hidupnya.
Kota Tak Lagi Ramah Ditinggali
Kepadatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan telah melewati ambang ideal. Kemacetan, permukiman kumuh, dan tekanan terhadap fasilitas publik menjadi isu harian.
“Setiap tahun lebih dari 1 juta orang pindah ke kota besar. Ini bukan hanya angka, tapi bom waktu sosial dan ekonomi,” ujar Arum Sari, peneliti kependudukan dari Universitas Indonesia.
Desa Tertinggal dan Kehilangan Generasi Muda
Sementara itu, desa-desa mengalami penurunan populasi produktif. Anak muda lebih memilih meninggalkan kampung halaman karena minimnya akses pekerjaan, pendidikan, dan infrastruktur dasar.
“Desa hanya jadi tempat orang tua menunggu tua. Tak ada regenerasi, tak ada masa depan,” ungkap Arum.
Ketimpangan Pembangunan Picu Migrasi Masif
Kebijakan pembangunan selama ini dinilai masih bias kota. Akses internet, rumah sakit, dan pendidikan berkualitas lebih mudah ditemukan di kota besar, mendorong penduduk desa untuk migrasi secara permanen.
“Selama desa tak diberi akses setara, urbanisasi akan terus terjadi, dan ketimpangan akan makin dalam,” kata Arum.
Solusi: Perkuat Daya Tarik Desa Lewat Investasi Strategis
Para ahli menekankan pentingnya investasi infrastruktur dan ekonomi kreatif di pedesaan, termasuk pengembangan industri berbasis lokal, digitalisasi UMKM, dan jaminan layanan dasar setara dengan kota.
“Pembangunan tak harus selalu vertikal di kota. Harus mulai menyebar, menyentuh desa,” tambah Arum.
Desa Adalah Akar Bangsa, Bukan Sisa Pembangunan
Kalau desa terus dibiarkan tertinggal, maka urbanisasi akan jadi bom waktu yang menghancurkan keseimbangan demografis dan sosial Indonesia. Pemerataan pembangunan bukan pilihan, tapi keharusan.