Sumber foto: Google

Tutup Setelah 33 Tahun, Tupperware Indonesia Resmi Hentikan Operasional

Tanggal: 14 Apr 2025 15:29 wib.
Tampang.com | Setelah lebih dari tiga dekade hadir di tengah-tengah keluarga Indonesia, Tupperware—merek wadah plastik dan minuman asal Amerika Serikat—resmi menghentikan operasionalnya di Indonesia sejak 31 Januari 2025. Kabar ini diumumkan langsung oleh manajemen Tupperware Indonesia melalui akun Instagram resminya, sebagai bagian dari restrukturisasi global perusahaan.

Gagal Bersaing dan Terhimpit Masalah Keuangan

Tupperware sudah cukup lama bergelut dengan masalah finansial yang berat. Tekanan dari kompetitor yang menawarkan produk sejenis dengan harga jauh lebih terjangkau membuat Tupperware semakin kehilangan pangsa pasar, terutama di kalangan konsumen muda yang mulai beralih ke merek lain. Sementara itu, biaya operasional dan beban keuangan terus meningkat tanpa diimbangi dengan penjualan yang memadai.

Meskipun sempat mengajukan perlindungan kebangkrutan di AS pada September 2024 dan berusaha mencari pendanaan baru, perusahaan akhirnya menyerah pada kondisi pasar yang tidak bersahabat.

Sejarah Tupperware: Dari Inovasi Plastik hingga Melegenda di Dapur Dunia

Tupperware berawal dari tangan Earl Silas Tupper, seorang inovator asal AS yang berhasil menciptakan plastik berkualitas tinggi dari ampas polyethylene. Produk pertamanya, Wonderlier Bowl, diluncurkan pada 1946 dan langsung mendapat sambutan hangat dari pasar Amerika pasca-Perang Dunia II.

Bahan baku produk Tupperware dikenal aman, kuat, tidak berbau, dan ramah lingkungan. Tak heran, selama bertahun-tahun, merek ini dipercaya sebagai pilihan utama peralatan dapur oleh banyak rumah tangga di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Strategi Pemasaran Unik: Dari Home Party hingga Arisan

Kesuksesan Tupperware tak lepas dari strategi pemasarannya yang inovatif. Melalui konsep Tupperware Party yang dipelopori oleh Brownie Wise, produk ini diperkenalkan secara personal dan menyenangkan—sebuah pendekatan yang kala itu sangat revolusioner.

Di Indonesia, konsep ini diadaptasi menjadi acara seperti arisan ibu-ibu, lengkap dengan permainan dan penjelasan manfaat produk. Pendekatan ini tidak hanya memperkenalkan produk secara langsung, tetapi juga membangun komunitas yang loyal.

Selain itu, Tupperware juga menggunakan skema multi level marketing (MLM) yang mengizinkan konsumen menjadi distributor. Dengan membuka jaringan Business Center atau Tuppershop, banyak pelanggan yang kemudian ikut terlibat menjadi tenaga penjual.

Akhir Sebuah Era: Konsumen Setia Kehilangan Produk Favorit

Dengan tutupnya Tupperware Indonesia, para pengguna setia akan kesulitan mendapatkan produk berkualitas tinggi yang telah menemani aktivitas rumah tangga mereka selama puluhan tahun. Meski sebagian produksi dilakukan di dalam negeri, penghentian distribusi secara resmi membuat keberadaan Tupperware di pasar Tanah Air kini tinggal kenangan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved