Tukang Becak di Solo Mulai Gunakan QRIS, Difasilitasi Langsung oleh BI
Tanggal: 23 Jun 2025 13:46 wib.
Bank Indonesia (BI) telah meluncurkan sistem pembayaran nontunai berbasis QRIS bagi tukang becak di Kota Solo, Jawa Tengah. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya untuk memodernisasi transaksi di sektor transportasi tradisional sekaligus mendukung inklusi keuangan di masyarakat. QRIS, atau Quick Response Code Indonesian Standard, merupakan sistem kode QR yang dirancang oleh BI untuk mempermudah transaksi digital di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Plt Kepala Kantor Perwakilan BI Solo, Aries Purnomohadi, program akselerasi pembayaran nontunai bagi tukang becak ini sedang memasuki tahap pertama, yang melibatkan sekitar 100 tukang becak dari berbagai paguyuban. "Tahap pertama, kami telah berhasil membuat rekening untuk 80 dari 100 becak yang ikut serta dalam program ini," ungkap Aries pada Jumat (20/6/2025).
Meski demikian, beberapa tukang becak masih menghadapi kendala dalam membuka rekening bank, yang disebabkan oleh masalah administrasi, khususnya terkait Kartu Tanda Penduduk (KTP). Aries menjelaskan, "Ketika membuat rekening, KTP harus terdaftar dengan baik. Namun, ada beberapa yang tidak terdaftar dengan benar karena mungkin cetakan KTP yang buram atau mereka sudah lama tidak melakukan cetak ulang." Untuk mengatasi permasalahan ini, BI telah berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Solo untuk membantu proses pencetakan ulang KTP bagi tukang becak yang mengalami kesulitan.
Bagi tukang becak yang telah berhasil membuka rekening, BI telah memasang barcode QRIS langsung di kendaraan mereka, sehingga penumpang dapat melakukan pembayaran secara nontunai dengan lebih mudah. "Saat ini, kami sudah menerima laporan bahwa setidaknya lima hingga sepuluh tukang becak telah mulai melakukan transaksi menggunakan sistem QRIS ini," jelas Aries.
Sebagai respons terhadap antusiasme yang tinggi di kalangan tukang becak, BI merencanakan untuk melanjutkan program ini ke tahap kedua, yang akan mencakup sebanyak 250 tukang becak. Aries menambahkan, "Setelah melakukan koordinasi dengan para ketua paguyuban, kami menemukan bahwa ada hampir 550 tukang becak di Solo. Kami menargetkan untuk merangkul 250 becak pada tahap kedua."
Inisiatif penerapan QRIS bagi tukang becak ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan wisatawan, terutama menjelang event-event besar yang diperkirakan akan mendatangkan banyak pengunjung ke Solo pada bulan Juli 2025. "Apalagi dengan adanya event besar pada bulan Juli, kami ingin memfasilitasi para wisatawan agar lebih mudah dalam melakukan pembayaran," tutup Aries.
Dengan langkah ini, diharapkan tukang becak di Solo dapat tetap bersaing di era digital serta memberikan layanan yang lebih baik kepada penumpangnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, transformasi seperti ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian lokal serta peningkatan kualitas layanan transportasi.