Tren #KaburAjaDulu, Ini Negara dan Pekerjaan yang Paling Banyak Dipilih Diaspora Indonesia
Tanggal: 14 Feb 2025 21:51 wib.
Tren baru dengan hastag #KaburAjaDulu kini menjadi viral di media sosial, menciptakan gelombang diskusi di kalangan warganet mengenai keinginan mereka untuk meninggalkan Indonesia demi mencari pekerjaan atau melanjutkan pendidikan di luar negeri. Hashtags ini tidak hanya sekadar ungkapan ketertarikan, tetapi juga mencerminkan aspirasi banyak orang untuk mengeksplorasi kesempatan di negara lain.
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menyambut positif tren tersebut. Dia mencatat bahwa keinginan untuk merantau harus diimbangi dengan peningkatan keterampilan dan kemampuan individu agar dapat bersaing dengan tenaga kerja asing lainnya. “Masyarakat yang memiliki keinginan untuk merantau harus terlebih dahulu meningkatkan keterampilan dan kemampuannya,” tuturnya dalam sebuah berita yang dirilis oleh Antara pada 13 Februari 2025. Menurut Karding, pekerja migran Indonesia (PMI) harus memenuhi standar keterampilan tertentu agar dapat bekerja dengan baik dan memperoleh imbalan yang sepadan.
Sebagai bagian dari tren ini, banyak warganet yang berbagi pengalaman dan rekomendasi mengenai negara yang optimal untuk merantau. Data dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menunjukkan bahwa sejumlah negara menjadi tujuan utama bagi diaspora Indonesia. Dalam laporan penempatan dan perlindungan pekerja migran Indonesia periode Januari sampai November 2024 yang dikeluarkan pada 5 Desember lalu, tercatat sebanyak 272.164 PMI yang bekerja di luar negeri pada tahun 2024. Sebagian besar dari mereka berkontribusi di sektor informal, dengan jumlah pekerja migran perempuan yang signifikan mencapai 187.127 orang.
Beberapa negara yang menjadi pilihan utama bagi migran Indonesia, berdasarkan data BP2MI, antara lain:
1. Hong Kong: 92.836 orang
2. Taiwan: 79.031 orang
3. Malaysia: 43.833 orang
4. Jepang: 11.758 orang
5. Korea Selatan: 9.870 orang
Negara-negara seperti Singapura, Arab Saudi, Italia, Brunei Darussalam, dan Turkiye juga tercatat sebagai tempat di mana banyak pekerja migran Indonesia tinggal dan bekerja.
Dalam analisis lebih lanjut, BP2MI menyampaikan bahwa terbanyaknya tenaga kerja asal Indonesia berasal dari daerah-daerah tertentu di dalam negeri. Misalnya, Jawa Timur merupakan provinsi yang menyuplai PMI terbanyak dengan total 74.224 orang, diikuti oleh Jawa Tengah, Jawa Barat, dan beberapa provinsi lainnya. Mengikuti tren ini, kabupaten Indramayu, Cilacap, dan Kabupaten Cirebon menjadi wilayah penghasil PMI terbesar di Indonesia.
Tak hanya negara tujuan, sektor pekerjaan yang diminati oleh diaspora Indonesia juga patut diperhatikan. Data BP2MI mengungkapkan bahwa pekerja migran asal Indonesia banyak menjabat sebagai asisten rumah tangga, perawat, buruh, pekerja di sektor perkebunan, serta pekerja domestik. Profesi ini juga menjadi yang paling sering menawarkan peluang kerja di luar negeri dengan rincian sebagai berikut:
- Asisten rumah tangga/house maid: 93.116 orang
- Perawat/caregiver: 48.533 orang
- Buruh/worker: 21.023 orang
- Pekerja perkebunan/plantation worker: 15.053 orang
- Pekerja domestik/domestic worker: 9.639 orang
Jumlah PMI yang berprofesi sebagai pekerja bangunan, pekerja pabrik, dan nelayan juga mencerminkan berbagai lapangan pekerjaan yang tersedia bagi mereka. Dalam gambaran yang lebih luas, mayoritas dari para migran ini adalah individu yang sudah menikah dan memiliki latar belakang pendidikan sekunder. Dengan trend seperti ini, dapat dilihat bahwa meskipun tantangan tetap ada, banyak orang yang mengambil langkah berani untuk mencari kehidupan yang lebih baik, baik dalam hal pendidikan maupun pekerjaan di luar negeri.