Transportasi Publik Indonesia Meningkat, Tapi Sudah Saingi Negara Maju?
Tanggal: 26 Mei 2025 17:17 wib.
Tampang.com | Transportasi Publik Indonesia Mulai Maju, Tapi Sudahkah Setara Negara Lain?Dalam satu dekade terakhir, Indonesia menunjukkan komitmen nyata dalam membenahi sistem transportasi publik. Proyek-proyek besar seperti MRT Jakarta, LRT Jabodebek, dan integrasi dengan TransJakarta serta berbagai moda lainnya menjadi simbol perubahan menuju mobilitas yang lebih efisien dan berkelanjutan.Namun, seiring pesatnya pertumbuhan urbanisasi dan bertambahnya kebutuhan mobilitas masyarakat, muncul pertanyaan krusial: apakah sistem transportasi umum kita sudah bisa disandingkan dengan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, atau Jerman?MRT dan LRT Jadi Simbol Kemajuan, Tapi Masih Terfokus di JakartaMRT Jakarta yang resmi beroperasi sejak 2019 langsung mendapat sambutan antusias dari warga ibu kota. Fasilitas yang bersih, jadwal yang tepat waktu, dan kenyamanan selama perjalanan menjadikannya pilihan transportasi favorit bagi banyak kalangan, termasuk pekerja harian dan wisatawan.Begitu pula dengan kehadiran LRT dan pengembangan rute TransJakarta yang semakin luas, termasuk integrasi pembayaran dan rute antarmoda, turut memperkuat fondasi sistem transportasi publik di Jakarta.Namun sayangnya, kemajuan ini belum merata. Di luar Jakarta, sebagian besar kota besar di Indonesia masih bergantung pada angkutan kota konvensional seperti mikrolet, bus kota, dan ojek pangkalan. Selain tidak selalu nyaman, moda-moda ini juga masih lemah dalam hal ketepatan waktu, keamanan, dan keterhubungan antarjalur.Jepang dan Singapura, Potret Transportasi Publik IdealJika ingin melihat standar tertinggi transportasi publik, Jepang adalah salah satu acuan utama. Di kota-kota seperti Tokyo dan Osaka, sistem kereta bawah tanah dan kereta cepat (shinkansen) terhubung dengan sangat presisi. Penumpang bisa berpindah moda hanya dalam hitungan menit tanpa kesulitan.Begitu pula di Singapura, MRT membentang hampir di seluruh penjuru kota, dengan sistem navigasi dan pembayaran digital yang intuitif. Pemerintah Singapura juga aktif memadukan teknologi dengan kenyamanan penumpang, membuat warganya hampir tidak perlu bergantung pada kendaraan pribadi.Jerman dan Belanda Tawarkan Konektivitas HijauJerman memiliki integrasi transportasi publik yang sangat terorganisir, mulai dari kereta regional, trem kota, hingga bus. Semua layanan ini berjalan selaras dalam satu sistem yang ramah lingkungan dan mudah diakses.Sementara itu, Belanda menawarkan pendekatan yang unik namun sukses: jalur sepeda yang terintegrasi dengan transportasi umum. Di banyak kota di Belanda, masyarakat terbiasa naik sepeda ke stasiun lalu melanjutkan perjalanan dengan kereta, semua dalam satu skema mobilitas yang inklusif dan sehat.Tantangan Utama Indonesia Masih BerlapisIndonesia masih menghadapi sejumlah tantangan mendasar dalam pengembangan transportasi publik. Pertama adalah keterbatasan infrastruktur, terutama di luar Jabodetabek. Kota-kota seperti Surabaya, Medan, dan Makassar masih belum memiliki sistem transportasi massal berbasis rel yang modern.Kedua adalah minimnya edukasi publik tentang pentingnya menggunakan angkutan umum. Banyak masyarakat masih memandang transportasi publik sebagai opsi ‘kelas dua’, bukan pilihan utama yang nyaman dan efisien.Ketiga, integrasi antarmoda di daerah masih sangat lemah. Tidak jarang penumpang harus berganti kendaraan tanpa kepastian rute atau jadwal, yang justru menambah waktu dan beban perjalanan.Menuju Standar Global, Bukan Sekadar InfrastrukturUntuk mengejar standar global, Indonesia tidak cukup hanya membangun rel atau menambah armada bus. Diperlukan pendekatan menyeluruh: sistem yang efisien, edukasi pengguna, pelayanan yang ramah dan aman, serta teknologi pendukung seperti pembayaran digital dan pemantauan real-time.Pemerataan pembangunan infrastruktur juga harus diperluas ke kota-kota lapis kedua dan ketiga. Jika semua wilayah mendapat perhatian yang setara, maka mobilitas nasional bisa meningkat secara kolektif.Transportasi publik bukan sekadar alat pindah tempat—ia adalah kunci mobilitas sosial, akses pendidikan, kesempatan kerja, dan bahkan penentu kualitas hidup. Saat negara lain telah membuktikan bahwa transportasi umum yang baik mampu mengangkat ekonomi dan kualitas hidup warganya, Indonesia kini tengah berada di jalur yang tepat—meski perjalanan masih panjang.