Transisi Energi atau Ilusi? Proyek Batu Bara Masih Jalan Terus!
Tanggal: 17 Mei 2025 14:04 wib.
Tampang.com | Pemerintah Indonesia secara terbuka menyatakan komitmen menuju transisi energi bersih dan pengurangan emisi karbon. Namun, fakta di lapangan menunjukkan proyek-proyek energi berbasis batu bara masih terus dibangun, bahkan mendapat dukungan pendanaan.
Proyek Energi Kotor Masih Diutamakan
Hingga 2025, setidaknya 13 proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara masih masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) nasional. Padahal, batu bara adalah penyumbang utama emisi gas rumah kaca di sektor energi.
“Pemerintah bicara soal net zero, tapi yang dilakukan justru kontradiktif,” ujar Rini Pratiwi, peneliti energi dari Clean Energy Watch Indonesia.
Janji Transisi Tidak Diikuti Tindakan Konkret
Meski ada komitmen dalam forum internasional seperti COP dan G20, implementasinya masih minim. Investasi untuk energi terbarukan jauh tertinggal dibanding dana yang digelontorkan untuk energi fosil.
“Transisi energi bukan sekadar ganti terminologi, tapi perlu keberanian memutus ketergantungan pada batu bara,” tegas Rini.
Kepentingan Ekonomi Jangka Pendek Mengalahkan Masa Depan
Salah satu alasan pemerintah masih mempertahankan batu bara adalah pertimbangan ekonomi, termasuk ketersediaan energi murah dan pemasukan negara dari ekspor. Namun, pendekatan ini dinilai jangka pendek dan merusak agenda jangka panjang untuk keberlanjutan.
“Yang kita korbankan bukan cuma lingkungan, tapi juga kesehatan masyarakat dan masa depan anak cucu,” tambah Rini.
Butuh Regulasi Tegas dan Political Will Kuat
Para pengamat menekankan pentingnya moratorium proyek energi fosil baru, serta percepatan investasi dan insentif untuk energi terbarukan seperti surya, angin, dan panas bumi. Selain itu, perlu transparansi dalam proses transisi agar tidak hanya jadi proyek elite.
“Transisi energi harus partisipatif dan adil, bukan sekadar proyek segelintir elite,” pungkas Rini.
Transisi Nyata Dimulai dari Keputusan Berani
Jika pemerintah sungguh-sungguh ingin menyelamatkan masa depan lingkungan dan memenuhi target iklim, maka keputusan menghentikan ketergantungan terhadap batu bara adalah langkah pertama yang tidak bisa ditunda lagi.