Sumber foto: Google

Tragedi Ular Piton di Sulawesi Selatan: Ibu Rumah Tangga Menjadi Korban

Tanggal: 5 Jul 2024 11:51 wib.
Sebuah kejadian tragis terjadi di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, ketika seorang ibu rumah tangga bernama Siriati meninggal dunia setelah ditelan ular piton pada Selasa (02/07). Insiden mengerikan ini menambah daftar kejadian serupa di wilayah tersebut, yang menjadi kejadian kedua dalam sebulan terakhir.

Kapolsek Walenrang, AKP Idul, menjelaskan kronologi kejadian tragis tersebut. Suami korban, yang merasa cemas karena istrinya tidak kunjung pulang, memutuskan untuk pergi mencari Siriati mengikuti jalan setapak yang biasa dilalui istrinya. Dalam pencarian tersebut, suami Siriati mendapati tanda-tanda yang semakin membuatnya khawatir. "Suami korban langsung pergi mengikuti jalan setapak dan di tengah perjalanan mendapati sandal dan celana ibu Siriati," ungkap AKP Idul.

Hanya sekitar 10 meter dari jalan setapak, suami Siriati menemukan ular piton yang masih hidup. Dia membunuh ular piton tersebut dengan memotong bagian kepalanya. "Kurang lebih 10 meter dari jalan setapak… suami Siriati menemukan ular piton masih hidup sehingga dia langsung membunuh ular piton itu dengan memotong di bagian kepalanya," lanjut AKP Idul.

Setelah ular piton tersebut mati, suami Siriati membelah perut ular tersebut dan menemukan jasad istrinya di dalamnya. Siriati telah meninggal dunia, dan kejadian ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya dan masyarakat setempat. Tragedi ini menjadi peringatan akan bahaya yang mengintai di alam liar, terutama di daerah-daerah yang dikenal sebagai habitat ular piton.

Kejadian ini bukan yang pertama kalinya terjadi di Sulawesi Selatan dalam sebulan terakhir. Beberapa minggu sebelumnya, insiden serupa juga terjadi di daerah tersebut, di mana seorang penduduk lokal ditemukan tewas setelah ditelan ular piton. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat tentang meningkatnya risiko serangan ular piton di wilayah tersebut.

Ular piton adalah predator yang dikenal memiliki kemampuan untuk menelan mangsanya secara utuh, termasuk hewan besar dan bahkan manusia. Mereka biasanya berburu di malam hari dan sering kali bersembunyi di tempat-tempat yang sulit dijangkau, seperti semak-semak lebat dan hutan. Di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan, interaksi antara manusia dan ular piton semakin sering terjadi akibat perambahan habitat alami ular oleh aktivitas manusia, seperti pembukaan lahan pertanian dan pemukiman.

Masyarakat di Kabupaten Luwu dan daerah sekitarnya kini semakin waspada terhadap ancaman ular piton. Pihak berwenang telah mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah, terutama pada malam hari atau di daerah-daerah yang berdekatan dengan habitat ular. Selain itu, mereka juga mendorong warga untuk segera melaporkan penampakan ular piton kepada pihak berwenang agar dapat diambil tindakan pencegahan yang diperlukan.

Tragedi yang menimpa Siriati dan kejadian serupa sebelumnya menunjukkan pentingnya kesadaran akan risiko yang ada di alam liar dan perlunya langkah-langkah mitigasi untuk melindungi warga. Pihak berwenang dan komunitas lokal diharapkan dapat bekerja sama untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam mengurangi risiko serangan ular piton, termasuk pendidikan tentang perilaku ular dan cara menghadapi situasi darurat terkait ular.

Kejadian tragis di Kabupaten Luwu ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga Siriati dan masyarakat setempat. Duka yang mereka rasakan menjadi pengingat bagi kita semua akan bahaya yang mengintai di alam liar dan pentingnya kewaspadaan serta upaya pencegahan yang tepat untuk melindungi nyawa manusia. Semoga kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan, dan masyarakat dapat hidup dengan lebih aman dan tenang di lingkungannya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved