Sumber foto: google

Tragedi Meninggalnya Siswa SMA Peserta Seleksi Paskibra di Sukabumi Usai Tes Lari

Tanggal: 22 Apr 2024 19:25 wib.
Sebuah tragedi menyelimuti dunia pendidikan di Sukabumi, dimana seorang siswa SMA peserta seleksi Paskibra dikabarkan meninggal dunia setelah mengikuti tes lari. Insiden ini telah mengejutkan banyak pihak, dan menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga, teman-teman, dan sekolah yang ditinggalkan. 

Korban bernama Kayla Nur Syifa (16) siswi kelas 10 SMAN 1 Cisaat, Gunungguruh, Kecamatan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, itu meninggal di lapangan Cangehgar.

Menurut kabar yang beredar, kejadian tragis ini terjadi saat peserta seleksi Paskibra sedang menjalani tes lari di lapangan sekolah. Siswa tersebut sempat menjalani pemeriksaan kesehatan dan tidak mengeluhkan keluhan apapun sebelumnya, diduga jatuh pingsan dan mengalami kejang saat menjalani tes lari korban terlalu memaksakan diri untuk mengikuti tes, dan meskipun segera mendapatkan pertolongan dari petugas dan siswa lainnya, nyawa siswa tersebut tidak berhasil diselamatkan. Kejadian ini bukan saja menandai kehilangan seorang individu, namun juga menyisakan pertanyaan besar terkait dengan persiapan fisik dan pengawasan dalam kegiatan seleksi Paskibra.

Seleksi Paskibra telah lama menjadi wadah bagi para siswa SMA untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, disiplin, dan kecintaan pada negara. Proses seleksi yang ketat dan kompetitif seringkali menuntut peserta untuk mengikuti berbagai ujian fisik yang menantang, termasuk tes lari. Namun, kejadian ini menjadi titik perhatian akan pentingnya pengawasan dan pemantauan kesehatan peserta selama menjalani setiap tahapan seleksi.

Terkait dengan tragedi ini, pihak sekolah dan panitia seleksi Paskibra perlu untuk mengevaluasi kembali prosedur seleksi, khususnya terkait dengan aspek kesehatan peserta. Diperlukan suatu langkah preventif yang lebih efektif, seperti pemeriksaan kesehatan yang lebih ketat sebelum peserta mengikuti seleksi, peningkatan pengawasan petugas selama kegiatan seleksi berlangsung, serta pemberian pengetahuan dan keterampilan pertolongan pertama kepada seluruh pihak yang terlibat dalam seleksi.

Tidak hanya itu, pihak sekolah juga perlu memberikan pendampingan psikologis kepada siswa-siswi, guru, dan tim seleksi Paskibra yang terkena dampak langsung dari kejadian ini. Kehilangan seorang siswa merupakan pukulan emosional yang berat bagi seluruh komunitas sekolah. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mendukung dan menyembuhkan trauma yang mungkin dialami oleh individu-individu yang terdampak.

Selain itu, masyarakat juga diingatkan akan pentingnya peran bersama dalam menjaga kesehatan dan keselamatan peserta kegiatan ekstrakurikuler, termasuk seleksi Paskibra. Dukungan dari semua pihak dibutuhkan untuk menjaga agar kegiatan seleksi berjalan dengan aman dan mengurangi risiko kecelakaan atau insiden serupa di masa mendatang.

Kepergian seorang siswa SMA peserta seleksi Paskibra di Sukabumi ini merupakan peringatan bagi kita semua akan pentingnya keselamatan dan kesehatan dalam setiap kegiatan, termasuk dalam lingkup pendidikan. Semoga tragedi ini dapat menjadi momentum bagi semua pihak terkait untuk melakukan langkah-langkah konkret guna mencegah terulangnya kejadian serupa di masa yang akan datang. Siswa, paskibra, dan seluruh komunitas pendidikan layaknya adalah aset berharga yang harus dilindungi dan dijaga dengan sepenuh hati. Semoga almarhum mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya, dan keluarganya diberi ketabahan dalam menghadapi cobaan ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved