Tragedi Ledakan Amunisi di Garut: 13 Tewas, DPR Desak TNI Lakukan Investigasi Menyeluruh
Tanggal: 13 Mei 2025 22:27 wib.
Tampang.com | Ledakan dahsyat terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025) pagi. Insiden ini terjadi saat proses pemusnahan amunisi kedaluwarsa oleh TNI Angkatan Darat dan menewaskan 13 orang—empat di antaranya adalah prajurit TNI, sementara sembilan lainnya warga sipil. Tragedi ini menyisakan duka mendalam sekaligus memicu keprihatinan publik dan tuntutan evaluasi serius terhadap sistem pengelolaan amunisi oleh militer.
TNI Diduga Lakukan Pemusnahan Amunisi Tanpa Prosedur Ketat
Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi menjelaskan bahwa ledakan terjadi saat kegiatan disposal amunisi tidak layak pakai dari inventaris Gupusmu III Puspalad. Lokasi pemusnahan berada di lahan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Garut.
“Insiden terjadi sekitar pukul 09.30 WIB saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa. Diduga ada bahan peledak yang belum sempat dimusnahkan dan akhirnya meledak ketika masyarakat sipil berada di area tersebut,” jelas Kristomei dalam siaran Kompas TV.
Korban Sipil Timbulkan Pertanyaan Soal Keamanan Lokasi
Kehadiran warga sipil di lokasi pemusnahan mengundang sorotan tajam. Menurut Kristomei, masyarakat sering mendekat ke area disposal setelah ledakan untuk mengumpulkan sisa logam seperti tembaga dan besi dari granat atau mortir yang dimusnahkan. Namun, pada kejadian kali ini, diduga masih ada bom aktif yang belum meledak, dan ketika warga mendekat, ledakan susulan pun terjadi.
DPR Desak TNI Evaluasi SOP dan Perketat Keamanan
Menanggapi tragedi ini, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, meminta TNI segera melakukan investigasi menyeluruh guna memastikan apakah seluruh prosedur standar operasional telah dijalankan dengan benar.
“Saya mendesak investigasi yang serius dari pihak TNI. Penting untuk mengevaluasi seluruh sistem keamanan dan pemusnahan amunisi agar kejadian serupa tidak terulang,” ujar Dave kepada Kompas.com.
Senada, anggota Komisi I DPR RI Sukamta menekankan pentingnya penjelasan gamblang dari TNI mengenai keberadaan warga di area yang seharusnya steril dari aktivitas sipil.
Peringatan Serius: Evaluasi Tata Kelola Amunisi Nasional
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi NasDem, Amelia Anggraini, menyebut tragedi ini sebagai alarm keras terhadap lemahnya sistem pengelolaan amunisi usang. Ia mendesak pemerintah, khususnya Kemhan dan TNI, untuk memperketat pengawasan serta menutup akses warga ke area pemusnahan.
“Praktik warga mengumpulkan serpihan logam pasca-ledakan sangat membahayakan dan harus dihentikan. Jangan sampai sejarah kelam seperti ledakan gudang amunisi Cilandak pada 1984 terulang kembali,” tegasnya.
Ia juga menyarankan relokasi fasilitas pemusnahan dari area yang berdekatan dengan permukiman serta reformasi total dalam pengelolaan gudang amunisi nasional.
Daftar Korban Jiwa dalam Ledakan
Berikut nama-nama korban yang telah diidentifikasi oleh TNI:
Anggota TNI:
Kolonel Cpm Antonius Hermawan
Mayor Cpl Anda Rohanda
Kopda Eri Priambodo
Pratu Aprio Setiawan
Warga Sipil:
5. Agus bin Kasmin
6. Ipan bin Obur
7. Anwar
8. Iyus bin Inon
9. Iyus Rizal bin Saepuloh
10. Totok
11. Dadang
12. Rustiawan
13. Endang
Langkah Lanjut: Investigasi dan Reformasi
TNI memastikan bahwa penyebab pasti ledakan masih dalam tahap penyelidikan. Namun, tragedi ini menjadi pengingat bahwa pemusnahan amunisi harus dijalankan dengan prosedur ketat dan pengamanan maksimal. DPR RI menegaskan akan mengawal proses investigasi dan mendorong perubahan kebijakan demi keselamatan warga di masa depan.