Tragedi Banjir Melanda Mataram: Korban Jiwa dan Ribuan Warga Terdampak
Tanggal: 7 Jul 2025 19:47 wib.
Banjir besar melanda Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu malam, 6 Juli 2025. Menurut data sementara dari Pemerintah Kota Mataram, dilaporkan bahwa sebanyak 6.700 Kepala Keluarga (KK) yang setara dengan sekitar 30.000 jiwa terdampak bencana ini. Tragisnya, satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa ini. Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Wali Kota Mataram, Mohan Rolisakan, saat meninjau berbagai lokasi yang terkena dampak banjir pada hari Senin.
Wali Kota Mohan mengungkapkan bahwa banjir kali ini merupakan yang terburuk yang pernah terjadi, mengingat luas dampak yang melanda enam kecamatan di Kota Mataram. Hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan berkepanjangan, yang menyebabkan air dari Sungai Ancar dan Kali Unus meluap. Wilayah BTN Riverside Selagalas menjadi salah satu area yang paling parah terimbas oleh bencana ini, dengan sebagian besar rumah warga terendam air.
Tim evakuasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bekerja sama dengan TNI dan Polri serta relawan setempat telah bergerak cepat untuk mengevakuasi warga yang terdampak ke lokasi-lokasi yang lebih aman. Mohan Rolisakan menyatakan bahwa pagi harinya, air telah mulai surut, memungkinkan warga untuk kembali ke rumah masing-masing dan melakukan pembersihan sisa-sisa banjir.
Sayangnya, musibah ini juga merenggut satu nyawa. Wali Kota menjelaskan bahwa warga Ampenan yang meninggal dunia tersebut adalah seorang perempuan yang tersengat listrik akibat lampu penerangan jalan yang terendam banjir. Sebagai bentuk kepedulian, pemerintah setempat telah memberikan santunan kepada keluarga almarhumah yang ditinggalkan.
Sekretaris BPBD Kota Mataram, Ahmad Muzaki, menambahkan bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat dan angin kencang menyebabkan meluapnya sungai dan merendam permukiman warga. Sekitar pukul 16.00 Wita, hujan yang terus-menerus turun membuat debit air meningkat drastis hingga lebih dari satu meter, melanda rumah-rumah warga di sekitarnya. Menyikapi situasi ini, tim BPBD bersama TNI, Polri, dan relawan segera beraksi untuk memberikan bantuan dan evakuasi kepada mereka yang membutuhkan.
BPBD juga membuka sepuluh titik pengungsian, termasuk di masjid, sekolah, Asrama Haji, serta rumah-rumah warga terdekat. "Alhamdulillah, hari ini banyak warga dapat kembali untuk membersihkan rumah dari sisa-sisa banjir," kata Muzaki. Ia mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati saat berada di luar rumah dan tidak membuang sampah pada saluran air. Pihaknya juga meminta warga untuk membersihkan drainase agar siap menghadapi kemungkinan terjadinya luapan air saat hujan kembali turun.
Ahmad juga mengingatkan bahwa masyarakat perlu tetap waspada terhadap potensi cuaca buruk, seperti hujan dan angin kencang yang dapat terjadi secara tiba-tiba. Dalam situasi ini, solidaritas antarwarga sangat diperlukan untuk saling bantu mengatasi dampak bencana. Keterlibatan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan drainase diharapkan dapat mengurangi risiko banjir di masa mendatang.
Sebagai tambahan, banjir yang terjadi ini pun menyisakan tantangan besar bagi pemerintah daerah dan warga. Dengan adanya penanganan yang cepat dan tepat, diharapkan Kota Mataram dapat kembali pulih dan mengatasi dampak dari bencana ini dengan kerjasama semua pihak.