Tragedi 100 Ton Ikan Ditemukan Mati Secara Massal Di Waduk Jatiluhur,: Penyebab dan Dampaknya
Tanggal: 12 Feb 2025 06:40 wib.
Bencana lingkungan terjadi ketika sebanyak 100 ton ikan ditemukan mati secara massal di Waduk Jatiluhur, yang terletak di Kampung Pasir Kole Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari, serta Kampung Citerbang Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Mayoritas ikan yang menjadi korban dalam peristiwa ini adalah ikan mas. Jika dihitung berdasarkan harga pasar saat ini, kerugian akibat kematian ikan tersebut diperkirakan mencapai Rp 2,2 miliar, dengan harga per kilogram ikan mas saat ini berada di kisaran Rp 22 ribu.
Menyikapi tragedi ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menurunkan tim untuk menyelidiki penyebab pasti dari kematian massal ikan tersebut. Setiap tahun, fenomena ini terjadi sebagai dampak dari kondisi alam yang ekstrem, di mana penurunan massa air dan terjadinya upwelling menyebabkan pasokan oksigen dalam air berkurang drastis. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu, mengungkapkan bahwa kejadian semacam ini seharusnya bisa dihindari dengan upaya pencegahan yang tepat.
Menurutnya, KKP setiap tahunnya selalu mengeluarkan imbauan kepada daerah-daerah yang memiliki perairan umum untuk mengikuti arahan teknis guna mencegah dan menangani kematian massal ikan budidaya yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. Selain faktor cuaca, tim KKP menemukan bahwa penggunaan Keramba Jaring Apung (KJA) di daerah tersebut sudah tidak sesuai dengan standar dan melebihi kapasitas yang ditentukan. Hal ini menambah risiko kematian ikan, terutama di musim yang tidak bersahabat.
KKP juga mengingatkan pentingnya pengaturan jumlah KJA sesuai dengan daya dukung lingkungan agar ekosistem perairan tetap seimbang. Tb Haeru Rahayu berharap agar para petani budidaya ikan mengambil langkah yang lebih proaktif untuk meminimalisir risiko kerugian yang diakibatkan oleh kematian massal tersebut.
“Peringatan mengenai cuaca ekstrem telah kami sampaikan, dan tanda-tanda bahwa kualitas air tidak baik sudah mulai terlihat. Maka dari itu, seharusnya petani bisa mengambil langkah bijak dengan melakukan panen awal untuk menghindari risiko yang lebih besar,” tegas Tebe.
Menyusul wabah kematian ikan, Ujang, seorang pemangku kepentingan di bidang budidaya perikanan, juga mengimbau agar para pembudidaya melakukan panen total atau panen awal. Hal ini penting mengingat ikan mas sangat bergantung pada kestabilan pasokan oksigen terlarut di dalam air. KKP merekomendasikan kepada semua pihak untuk menghentikan sementara aktivitas budidaya di Waduk Jatiluhur sampai situasi cuaca dan kualitas perairan kembali normal.
“Segera angkat ikan yang telah mati dari perairan dan kuburkan untuk mencegah pencemaran dan mempercepat proses pemulihan ekosistem waduk,” ujar Ujang. Keprihatinan akan kelangsungan hidup ekosistem perairan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat yang terlibat dalam industri perikanan.